Eksistensi Jajanan Tradisional Khas Bandung di Era Gempuran Jajanan Modern, Ini Faktanya

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pesatnya perkembangan makanan modern, Pasar Kosambi tetap menjadi destinasi favorit wisatawan yang ingin membawa pulang cita rasa khas Bandung.

Eksistensi Jajanan Tradisional Khas Bandung di Era Gempuran Jajanan Modern, Ini Faktanya
Minat masyarakat terhadap makanan tradisional khas Bandung tidak kalah dengan makanan modern. Lapak penjual makanan tradisional di pasar Kosambi menjadi destinasi kuliner bagi wisatawan luar kota Bandung. Selasa, (7/1/2025). Foto-foto : Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung dan Ghea Ainun Zulfa/Magang1

Sejak tahun 1990, toko-toko makanan tradisional di Pasar Kosambi Kota Bandung ini telah memikat hati pengunjung dari berbagai kota.

Salah satu lapak penjual makanan tradisional khas Bandung di pasar Kosambi menjadi saksi perjalanan kuliner khas Bandung yang terus bertahan hingga kini.

Baca Juga : Kuasa Hukum Tergugat Dalam Kasus Ini Merasa Keberatan atas Vonis PN Bandung: akan Ajukan Banding

Aneka makanan tradisional seperti tempe goreng, basreng (baso goreng), dan makanan ringan lainnya selalu diminati, terutama oleh wisatawan dari luar Bandung.

Jajanan Pasar tradisional khas Bandung ini tentunya tidak menurunkan eksistensi dari tahun ke tahun karena jajanan tersebut merupakan makanan ciri khas Bandung itu sendiri, seperti yang diungkapkan oleh salah satu karyawan lapak penjual makanan tradisional khas Bandung, Ade Surya bahwa jajanan tradisional tidak kalah dengan jajanan modern.

“Sejauh ini masih banyak peminatnya soalnya kan jajanan pasar tradisional biasanya yang dari luar Bandung liburan dan nyari oleh-oleh, biasanya yang diminati itu dari gorengan tempe basreng dan tidak terlalu kalah sama yang modern,” ujar Ade Surya, pasar Kosambi, Bandung, Selasa (7/1/2025).

Baca Juga : Daop 2 Bandung Sampaikan Terima Kasih Kepada 676 Ribu Pelanggan yang Menggunakan Kereta Api Selama Liburan Nataru 2024/2025

Pelanggan yang datang biasanya lebih banyak dari luar kota, karena untuk dijadikan buah tangan untuk keluarga dirumah dan pembeli pun dari berbagai kalangan baik anak muda sampai orang tua.

“Pelanggan kami campur, dari anak muda sampai orang tua. Anak muda lebih sering beli basreng, batagor, atau cuanki, sedangkan orang tua cenderung beli makanan yang bisa dibagikan,” kata Ade Surya, karyawan toko.

Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari eceran sekitar Rp20.000, hingga paket kiloan seharga Rp80.000. Bahkan, untuk pembelian dalam jumlah besar seperti 1 bal berisi 2 kilogram, pelanggan bisa mendapatkan potongan harga hingga Rp10.000.

Baca Juga : CBR Club Indonesia (CCI) Sukabumi Gelar Bakti Sosial untuk Korban Bencana Alam

Pasar Kosambi menjadi semakin ramai ketika musim liburan tiba, seperti libur sekolah atau pergantian tahun.

Salah satu pelanggan setia, Ito, asal Kota Batu, Malang, mengaku sudah lima kali berkunjung ke Bandung dan selalu membeli oleh-oleh di Pasar Kosambi.

“Di sini makanannya murah, khas Bandung, dan pilihan pedas-pedas seperti basreng atau keripik kaca favorit saya,” ujarnya. Menurutnya, oleh-oleh yang dibeli kerap dibagikan kepada teman kantor dan keluarga sebagai bentuk kenangan.

Murah meriah

“Beli makanan atau oleh-oleh disini karena makanan nya murah meriah bisa dapat banyak juga dan emang sudah ciri khas nya makanan bandung,” tambahnya.

Pasar Kosambi bukti bahwa makanan tradisional tetap memiliki tempat di hati masyarakat, karena harga yang terjangkau dan cita rasa yang enak, meski dikelilingi oleh makanan modern.(cr1/mg1)



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Wisata


Iklan RB Display D