Disparbud KBB Pastikan Kawasan Wisata Bandung Barat Nyaman dan Aman Dikunjungi

Wisatawan mengunjungi Fair Garden Edutainment the park the Lodge di Cibodas, Bandung Barat, Foto TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG

RADARBANDUNG.id- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB) pastikan keamanan dan kenyamanan tempat wisata di wilayahnya wajib terpenuhi bagi wisatawan.

Kepala Bidang Pariwisata, Disparbud KBB, David Oot menjelaskan, pada libur natal dan tahun baru ini kunjungan wisatawan ke KBB diprediksi meningkat. Oleh karena itu, pihaknya melakukan monitoring ke sejumlah tempat wisata di Bandung Barat.

“Ini kegiatan rutin kami menjelang libur akhir tahun, memonitor tempat-tempat wisata untuk memastikan lokasi dan fasilitas sarana prasarana pendukung lainnya aman,” katanya, Sabtu (21/12/2024).

Ia menambahkan, kegiatan monitoring tersebut dilakukan guna memastikan fasilitas di tempat wisata kondisinya aman dan siap dipergunakan menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

“Sehingga ketika sudah dipastikan aman dan nyaman bagi wisatawan bisa terhindar dari insiden atau kejadian yang bisa menimbulkan korban jiwa dan materi,” tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, ini merupakan upaya antisipasi, upaya preventif, dan mitigasi kebencanaan agar bisa meminimalisasi kejadian bencana serta terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Semua kami cek untuk memastikan kondisinya aman, baik wahana ataupun lokasi wisatanya, agar kejadian seperti di Banyumas dan Bali tidak terjadi di wilayah KBB. Ini juga bagian pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan wisata sesuai dengan tupoksi Disparbud,” katanya.

Masih kata David, pembinaan dan pengawasan menjelang libur Nataru oleh pihaknya tidak hanya sebatas destinasi besar tapi juga yang dikelola oleh kelompok atau Pokdarwis seperti Stone Garden, Bukit Senyum dan yang lainnya.

“Dalam rangka melaksanakan kegiatan ini tim monitoring dibagi ke dalam beberapa kelompok yang disebar ke sejumlah destinasi wisata di seluruh wilayah KBB,” katanya.

“Contohnya di objek wisata TGAA kami memeriksa fasilitas lift, kemudian di Wahoo kelaikan dan keamanan wahananya, terus Jembatan Gantung di Sarae Hills, Funicular di The Lodge Maribaya, Wood Bridge di Orchid Forest, Rainbow Slide di Floating Market, dan wahana outbond di Terminal Wisata Grafika Cikole,” imbuhnya.

Namun untuk tahun ini ada penambahan lokus pembinaan dan pengawasan yang tidak hanya kepada destinasi wisata alam, tapi juga ke restoran. Hal ini terkait dengan konsep pengembangan pariwisata ramah bagi wisatawan muslim. Ini artinya makanan yang tersaji di restoran harus halal.

Para pelaku usaha kepariwisataan mesti menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cleanliness, Health, Safety, dan Environment sustainability (CHSE) pada destinasi pariwisata, daya tarik wisata, usaha pariwisata (penyediaan akomodasi, makan dan minum, cinderamata, penyelenggara kegiatan (events) dan usaha lainnya yang mendukung kegiatan berwisata.

Dalam kesempatan tersebut pihaknya mengingatkan pelaku usaha wisata terkait potensi bencana hidrometeorologi, bencana alam dan non-alam agar berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka memberikan keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi karyawan dan wisatawan.

“Kami mengimbau ke pengelola wisata agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, meningkatkan edukasi mitigasi bencana kepada petugas, menyediakan jalur evakuasi yang memenuhi standar keselamatan, serta terus memantau informasi cuaca melalui website resmi BMKG,” tandasnya. (KRO)



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kabupaten Bandung Barat


Iklan RB Display D