Candu Catur, 100 Kali Bermain, Lima Kali Kalah

Candu Catur, 100 Kali Bermain, Lima Kali Kalah
Ilustrasi. Deretan bidak catur kayu menanti giliran untuk melangkah di medan strategi. Foto : Dokumentasi pexels.com

Laporan : DIWAN SAPTA NURMAWAN/ RADAR BANDUNG

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Catur bukan sekadar permainan, melainkan napas kehidupan yang Mimin Margio.

Pria kelahiran Bandung dengan kampung halaman di Banjar Patroman ini telah menjadikan catur sebagai sahabat setia sejak masa SMP hingga usianya saat ini 72 tahun.

Baginya, catur adalah perpaduan strategi, mental, dan ketelitian, sebuah perang dalam papan yang penuh dengan intrik dan taktik.

Baca Juga : Disparbud KBB Prediksi Wisatawan Meningkat di Libur Nataru

Mimin Margio tidak asing lagi di kalangan pencinta catur. Ia aktif di Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Jawa Barat sejak 2008 hingga 2021.

Ia turut mewarnai perkembangan olahraga catur saat itu. Pada 2021, terjadi pergantian kepengurusan, namun semangatnya pada catur tetap berkobar.

Ketertarikannya terhadap catur dimulai sejak bangku SMP.

Baca Juga : Unik! Ini Cara Percasi KBB dan KPU Bandung Barat Sosialisasi Pilkada melalui Turnamen Catur Cepat

“Waktu itu, saya hanya iseng main catur dengan teman. Lama-lama saya suka karena setiap langkah ada tantangan tersendiri,” ujarnya mengenang awal mula kecanduan catur, Senin, (16/12/2024).

Mimin mengakui bahwa dari 100 kali bermain, hanya lima kali ia mengalami kekalahan, rekor yang mencerminkan dedikasinya selama puluhan tahun.

Mimin Margio memahami bahwa dalam catur setiap langkah adalah kunci kemenangan. Filosofinya sederhana tetapi mendalam.

Baca Juga : Target Pertahankan Tradisi Juara, Jawa Barat Berjaya di Kualifikasi Catur PON XXI/2024

“Satu langkah awal pembuka menentukan 12 langkah ke depan.” Sebuah pernyataan yang menggambarkan betapa pentingnya strategi dalam permainan catur.

Mimin menjelaskan fase permainan catur dengan rinci, Fase Pertama, Langkah Pembukaan, Fase ini adalah kunci membangun pondasi permainan. Langkah pembukaan harus presisi agar lawan tidak mudah membaca strategi.

Fase Kedua, Middle Chase, di sinilah strategi penyerangan dimulai. Pergerakan pion dan buah catur lainnya harus diperhitungkan matang-matang.

“Fase ini menuntut kecermatan. Satu langkah keliru bisa jadi bumerang,” ujarnya.

Menurut Mimin, Fase penentu kemenangan hanya bisa dicapai dengan taktik yang matang, mental yang kuat, dan mata yang waspada.

“Segala daya harus dikerahkan di sini. Ini adalah fase di mana kesalahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal,” tambahnya.

Kini, di usianya yang ke-72, catur telah menjadi candu bagi Mimin Margio. Ia bahkan mengaku tidak nyaman jika dalam sehari atau seminggu tidak bermain catur.

“Kalau sehari saja nggak main, rasanya nggak enak. Pokoknya catur itu asik banget. Ada strategi perang, jiwa bertarung, mental diuji, dan mata harus selalu waspada,” katanya penuh semangat.

Baginya, permainan catur adalah miniatur peperangan dalam papan yang mengajarkan banyak hal kedisiplinan, ketenangan, serta cara berpikir ke depan.

“Di catur, sedikit keliru bisa jadi bumerang. Maka, ketelitian dan fokus jadi segalanya,” tambah Mimin.

Meski kini catur hanya menjadi hobinya, kecintaannya terhadap permainan ini tidak pernah luntur.

Catur bukan hanya olahraga otak, tetapi juga seni strategi hidup yang bisa diaplikasikan dalam keseharian.

“Catur itu melatih kita berpikir sebelum bertindak. Kalau langkah kita salah, kita belajar memperbaikinya di langkah selanjutnya,” tuturnya bijak.

Dengan segala perjalanan hidup yang ia habiskan bersama catur, Mimin Margio memberikan inspirasi bahwa kecintaan mendalam terhadap sesuatu bisa menjadi sumber kebahagiaan.

“Catur sudah jadi bagian hidup saya. Menyenangkan dan penuh tantangan,” pungkasnya.

Strategi, jiwa bertarung, mental kuat, dan kejelian, itulah kunci yang membuat catur menjadi candu yang tak lekang oleh waktu bagi Mimin Margio. (*)

Editor : Azam Munawar

# # # #



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kota Bandung


Iklan RB Display D