RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Indigo bersama Telkom Regional 2 menerima kunjungan dari Inkubator Bisnis Universitas Padjajaran (Unpad).
Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan dari Indigo dan Telkom Regional 2 untuk memberikan dampak nyata dalam menjaga hubungan baik dengan partner, salah
satunya Unpad. Acara ini dihadiri oleh civitas akademika Universitas Padjadjaran serta sejumlah startup yang berhasil mendapatkan pendanaan dari acara bootcamp Innocreavest Unpad. Dalam kunjungan ini, ketiga pihak saling berbagi wawasan, memahami tantangan, serta mengenali kebutuhan. Sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan ekosistem startup.
Dalam sesi berbagi wawasan, Indigo menghadirkan beberapa pembicara,
diantara: Mochamad Galih Prasetya, CEO Strayflux Studio, Muhammad Nur
Awaludin, CEO Fammi, Rexy Darmawan, Program Lead Indigo Game, serta
Saiful Jais, Program Lead Inkubasi Indigo. Sesi ini diawali oleh Galih yang
membagikan ceritanya saat mendirikan Strayflux Studio, mulai dari ide awal,
proses pengembangan, tantangan dan pencapaian yang telah di raih melalui
dukungan program Indigo Game. Galih mengatakan, mereka ingin menciptakan
permainan yang dapat menghidupkan berbagai fantasi pemain, tidak peduli siapa mereka atau dari mana mereka berasal.
Setelah Galih, giliran Awaludin menceritakan pengalamannya dalam membangun Fammi, yakni sebuah startup yang bergerak dibidang teknologi pendidikan. Ia mengatakan, Fammi berfokus pada konsultasi pendidikan dan kesehatan mental yang menyasar pihak sekolah maupun keluarga wali murid. Harapannya, solusi
yang mereka bangun dapat memenuhi kebutuhan dari siswa, guru, serta orang
tua dalam memberikan dukungan layanan asesmen dan pendampingan.
Rexy yang mewakili program Indigo Game menjelaskan mengenai peran Indigo dalam mendukung pengembangan gim lokal di Indonesia melalui Indigo Game.
Saat ini, Indigo Game menyediakan akses jaringan global dan dukungan teknis
yang dapat membantu studio gim terhubung dengan publisher. Dirinya
mengatakan, akses ini bisa membantu para studio gim agar mereka bisa mempublikasikan karya gimnya kepada calon konsumen di seluruh dunia.
Harapannya, studio gim tersebut dapat berkembang lebih besar dan mampu
mengembangkan karya-karya lain yang diakui secara global.
Terakhir, Jais yang mewakili program Inkubasi Indigo memaparkan strategi
inovasi yang diusung Indigo dalam pengembangan bisnis digital yang berkelanjutan. Strategi ini melibatkan pendekatan berbasis kebutuhan pasar dan
pengembangan teknologi yang adaptif. Dirinya mengatakan, inovasi adalah kunci untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan memiliki daya saing di pasar global.
“Kolaborasi antara Indigo, Telkom Regional 2, dan Inkubator Bisnis Universitas
Padjadjaran menjadi langkah penting dalam membangun ekosistem startup yang berdaya saing global, yang diharapkan dapat menciptakan inovasi dan keberlanjutan bagi pelaku usaha digital di Indonesia. Kami di Indigo sangat percaya bahwa dengan mempererat hubungan dengan mitra-mitra strategis, seperti Unpad, kami dapat memberikan dukungan yang lebih kuat bagi startup
lokal agar dapat tumbuh, berkembang, dan siap memasuki pasar global,” ujar Patricia Eugene Gaspersz, Senior Manager Program Indigo.
Dimulai pada tahun 2013, program inkubasi Indigo telah membawa semangat
untuk mengakselerasi startup digital Indonesia agar dapat melahirkan berbagai inovasi hasil karya anak bangsa dari berbagai sektor. Program Indigo telah
berhasil membina lebih dari 200 startup dari berbagai industri di Indonesia,
dengan memberikan pembinaan berupa mentoring, dukungan pendanaan, hingga akses ke jaringan investor, dan membuka jalan bagi startup untuk berkolaborasi dengan Telkom.
Melalui kunjungan ini, Indigo dan Telkom Regonal 2 berharap dapat memperkuat
hubungan antara Indigo, Telkom Regional 2, Inkubator Bisnis Unpad, dan para startup yang terlibat. Kolaborasi antara akademisi, industri, dan komunitas diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi perkembangan ekosistem startup lokal. (apt)