RADARBANDUNG.ID, SOREANG- Penggunaan kolam retensi masih belum efektif untuk mengatasi banjir di wilayah Bandung Selatan.
Ketua Badan Pembina Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (BP FK3I) Jawa Barat, Dedi Kurniawan menilai, efektivitas keberadaan kolam retensi belum cukup menyelesaikan masalah banjir secara komprehensif.
“Kolam retensi Andir kemudian Oxbow Rancamanyar hanyalah salah satu langkah mengurangi banjir, tanpa upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kapasitas run off dan infiltrasi, efektivitas kolam retensi tersebut tetap rendah,” ujar Dedi, Kamis (14/11).
Baca juga : Edwin Senjaya Minta Dinas Pasang Sarana Pengaman di Area Kolam Retensi Rancabolang
Dedi menyebut, meskipun kolam retensi telah dibangun guna mengurangi banjir Bandung Selatan, kapasitas efektifnya hanya sekitar 30 persen, yang menurutnya tidak cukup untuk benar-benar menanggulangi banjir.
“Sebagai solusi jangka panjang, menekankan bahwa mitigasi banjir lebih efektif dilakukan di hulu, khususnya melalui reforestasi dan pengawasan pembangunan yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan,” ungkap dia.
Dedi menjelaskan, kawasan Kabupaten Bandung yang dahulu merupakan area pertanian dan irigasi, sekarang berubah menjadi kawasan hunian.
“Alih fungsi lahan tersebut, menurutnya, berdampak besar pada penurunan daya serap air di kawasan tersebut,” terang dia.
Lebih lanjut Dedi menyebutkan, pemberian izin pengembangan yang terlalu mudah bagi pengembang sering kali bertentangan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), sehingga memperparah masalah banjir di wilayah Bandung Selatan.
Baca juga : Warga Evakuasi Barang Usai Banjir Bandang di Desa Banjaran Wetan Kabupaten Bandung
“Jadi kolam retensi belum cukup untuk mengurangi banjir,” jelas dia.
Dedi mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan kelestarian kawasan hulu dan melakukan perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan, demi mengoptimalkan mitigasi bencana banjir di Kabupaten Bandung.
“Alih fungsi lahan tidak hanya mengurangi kemampuan daerah ini dalam menyerap air, tetapi juga memperburuk saluran drainase dan mengurangi infiltrasi,” tambahnya. (kus)