RADARBANDUNG.ID, SOREANG-Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung, Rukmana mengklaim angka penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bandung terus meningkat sebagai imbas progam pelatihan kerja.
“Tahun ini, Dinas Ketenagakerjaan berhasil menempatkan ribuan tenaga kerja, dengan fokus pada sektor-sektor seperti pariwisata, pertanian, dan UMKM yang menunjukkan potensi besar untuk menyerap tenaga kerja lokal,” ujar Rukmana, Kamis (14/11).
Selain pelatihan kerja formal, Dinas Ketenagakerjaan juga menyediakan pelatihan untuk wirausaha mandiri, seperti pelatihan tata rias dan tata boga.
Baca juga : Kurangi Pengangguran Warga Diberi Pelatihan Keterampilan
“Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang memilih untuk berwirausaha setelah menyelesaikan pelatihan kerja,” ujar dia.
Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Kabupaten Bandung telah diakui sebagai yang terbaik di Jawa Barat, menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengurangi angka pengangguran.
“Berdasarkan data terbaru, angka pengangguran di Kabupaten Bandung turun menjadi 6,36 persen dari 8,32 persen pada 2021,” ungkapnya.
Rukmana optimistis angka pengangguran di Kabupaten Bandung akan terus menurun berkat berbagai program dan inovasi yang dilakukan.
“Kita terus bekerja keras agar target penurunan angka pengangguran bisa tercapai, dan masyarakat bisa merasakan manfaat nyata dari pelatihan yang kami berikan,” terang dia.
Rukmana menambahkan, saat ini perhatian masyarakat tidak lagi hanya pada pembangunan infrastruktur, melainkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Baca juga : Pupuk Kujang Beri Pelatihan Budidaya Kopi Kepada Mantan Napiter
“Kesadaran ini sangat penting, terutama mengingat ketidaksesuaian antara pendidikan formal dan kebutuhan dunia industri. Contohnya, lulusan SMK otomotif di Kabupaten Bandung sering tidak relevan dengan peluang kerja di daerah,” sebutnya.
Dinas Ketenagakerjaan sendiri memberikan pelatihan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), mulai dari pelatihan, magang, hingga uji kompetensi. Namun, Rukmana mengakui masih ada perbedaan standar antara pelatihan dan kebutuhan industri, yang menuntut penyesuaian peralatan dan metode pelatihan.
“Untuk mengatasi perbedaan tersebut, Dinas Ketenagakerjaan bekerja sama dengan industri lokal melalui MoU dan membawa instruktur dari dunia industri ke Balai Latihan Kerja (BLK). Kerjasama ini telah membuahkan hasil, dengan salah satu perusahaan garmen menerima lulusan pelatihan secara langsung setelah program magang diadakan,” ujar dia. (kus)