RADARBANDUNG.id- Dua rumah di Komplek Bukit Cibogo Living RT 04/17, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi tertimpa tanah longsor pada Senin (7/10/2024) sekitar pukul 08.30 WIB.
Peristiwa tersebut dipicu lantaran benteng atau pondasi (TPT) setinggi 10 meter dan lebar 100 meter proyek perumahan Mandalika jebol.
Salah seorang pemilik rumah, Dimas (35) menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi ketika dirinya bersama istri dan anaknya tengah berada di dalam rumah longsor ini terjadi.
“Tadi itu ada saya, istri dan anak saya sedang tidur di kamar belakang tiba-tiba terdengar suara baru jatuh,” katanya saat ditemui di lokasi, Senin (7/10/2024).
Ia menambahkan, usai mendengar suara tersebut dirinya langsung bergegas keluar rumah untuk memastikan kondisi sekitar rumah.
“Usai keluar ternyata menimpa rumah saya sendiri saat itu kondisi anak saya tidur di belakang setelah dilihat kondisi belakang sudah hancur,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, akibat peristiwa tersebut sang anak tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan juga material baru yang jatuh dari TPT yang jebol.
“Anak saya tertimpa dan dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk evakuasi. Kondisi kepala anak saya bocor,” katanya.
Ia menyebut, usai kejadian tersebut pihaknya langsung mendatangi pihak perumahan Mandalika tapi tidak mendapatkan respon yang baik.
“Dari pihak Mandalika nya pun belum ada respon. Kami sudah naik ke atas tapi orangnya tidak ada. Kami sudah hubungi tapi tidak dijawab juga,” katanya.
Ia menegaskan, kejadian tersebut bukan yang pertama kali. Sebenarnya sudah tiga kali dan peristiwa kali ini merupakan yang terparah.
“Pernah waktu itu rumah yang lain juga mengalami batu masuk rumah. Tapi ini paling parah,” katanya.
“Intinya saya ingin punya rumah seperti rumah sekarang. Tidak mungkin ditempati lagi karena sudah tidak aman dan tidak akan di sini lagi,” katanya.
Sementara itu, warga lainnya, Erens (42) mengatakan, dirinya mengaku trauma dengan peristiwa yang dialami oleh warga BCL yang diakibatkan oleh jebolnya TPT proyek perumahan Mandalika.
“Saya sudah ga ingin tinggal di sini, takut. Kalau ini sudah beres dan ada keputusan dari Mandalika saya akan pindah lagi ke Sindanglaya,” katanya.
Ditemui di tempat sama, pemilik tanah kavling BCL, Eli mengatakan, peristiwa tersebut akan berdampak langsung terhadap penjualan kavling bahkan membuat warga merasa tidak aman.
“Dampaknya bukan hanya bagi warga BCL saja tapi buat warga RW 17. Karena kalau ininya rubuh akan berdampak pada warga juga,” katanya.
“Semuanya 23 unit yang belum terjual 6 kavling lagi. Masyarakat khawatir dan saya juga merasa dirugikan karena kavling sisa ga akan laku karena orang ga mau beli ketakutan,” katanya.
Ia menegaskan, akibat peristiwa tidak menutup kemungkinan warga yang sudah menghuni BCL merasakan trauma dan memutuskan pindah rumah.
“Tuntutan kepada Mandalika untuksegera membereskan terutama warga yang terdampak harus dibenahi dan dibereskan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya pun mempertanyakan peran pihak terkait baik dari sisi perijinan maupun pengawasan. Pasalnya, peristiwa TPT jebol tersebut berdampak pada warga BCL.
“Dan saya juga ingin mempertanyakan kepada pemerintah kota ijinnya sampai bisa keluar atau mungkin pemerintah kota sudah memberikan ijin tapi pengawasan pihak terkait kurang teliti karena ini TPTnya kurang baik kan,” tandasnya. (KRO)