Kekurangan Kelas di SMPN 60 Bandung, Siswa Terpaksa Belajar di Lorong

Siswa di luar ruang kelas SMP Negeri 60 . Kota Bandung, Kamis (3/10). Wahyu/radar bandung

RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Keterbatasan ruang kelas di SMP Negeri 60 Bandung membuat sejumlah siswa harus belajar di lorong sekolah. Hal ini terjadi karena jumlah siswa yang terus bertambah tidak sebanding dengan jumlah ruang kelas yang tersedia. Akibat kekurangan kelas, sisw terpaksa belajar di lorong sekolah.

Hingga saat ini, SMPN 60 mengoperasikan sembilan rombongan belajar, namun hanya memiliki ruang kelas yang terbatas, sehingga beberapa kelas terpaksa menjalani kegiatan belajar di luar ruangan. Humas SMPN 60 Bandung, Rita menyatakan kekurangan kelas mulai terasa sejak 2023, seiring dengan semakin meningkatnya jumlah siswa.

“Mulai 2023, kami menghadapi tantangan jumlah siswa yang membludak. Sebelumnya, sistem kelas bergerak (moving class) masih bisa diterapkan, namun sekarang kelas sudah tidak lagi mencukupi,” ungkap Rita, Kamis (3/10).

Baca juga : 300 Mahasiswa Unpad Ikuti Kuliah Umum ‘OJK Mengajar’

Dia memaparkan, saat ini di SMPN 60 memiliki sembilan rombongan belajar yang terdiri dari siswa kelas 7, 8, dan 9 dengan total siswa mencapai 288 orang. Dengan jumlah ruang kelas yang terbatas, sekolah harus mengatur strategi agar kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berlangsung dengan lancar.

“Saat ini, beberapa siswa harus belajar di lorong sekolah atau berbagi satu ruang kelas untuk dua rombongan belajar,” ungkapnya.

Dia menuturkan, kondisi ini semakin sulit karena sejak berdirinya sekolah pada 2018 hingga 2021, sebagian besar pembelajaran dilakukan secara daring akibat pandemi COVID-19. Kembali ke pembelajaran tatap muka pada 2022 membuat SMPN 60 harus beradaptasi dengan kondisi fisik yang ada, yakni tetap kekurangan kelas.

“Saat awal kembali tatap muka pada 2022, kami masih bisa mengatasi kekurangan ruang kelas dengan sistem moving class, namun sekarang sudah tidak memadai,” jelasnya.

Baca juga : Dukung Akses Teknologi, PLN Peduli Berikan Bantuan Komputer ke SMPN 3 Tengaran

Sebagai solusi jangka pendek, dua kelas di SMPN 60 akan menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mulai minggu depan. Ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan ruang kelas dan memberikan waktu bagi sekolah untuk menemukan solusi yang lebih permanen untuk mengatasi masalah kekurangan kelas ini.

“Minggu depan dua kelas akan menjalani PJJ sebagai solusi sementara, sambil menunggu perbaikan lebih lanjut,” ungkapnya.

Namun demikian, kegiatan sekolah lainnya, seperti program Bandung Masagi, tetap berjalan dengan baik karena dilakukan di luar ruangan. Rita menjelaskan, pihak sekolah telah melakukan sosialisasi kepada para orang tua terkait kondisi kekurangan kelas tersebut.

“Murid dan orang tua sudah memahami kondisi ini karena mayoritas mereka berasal dari lingkungan sekitar sekolah,” paparnya.

Selain itu, ia pun juga menyinggung pengaruh sistem zonasi yang membuat SMPN 60 menjadi pilihan utama bagi siswa-siswa di daerah tersebut. “Dengan lokasi yang jauh dari sekolah negeri lain seperti SMPN 11, SMPN 60 menjadi tujuan utama bagi masyarakat di sekitar sini,” jelasnya.

Kendati mendapat hambatan yang cukup serius dalam proses belajar mengajar dirinya menegaskan bahwa pihak sekolah akan terus berupaya agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.

“Yang penting adalah KBM tetap berjalan, dan siswa bisa mendapatkan pendidikan dengan baik meskipun harus belajar di lorong atau di luar kelas,” tutupnya. (rup)



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait News


Iklan RB Display D