RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Pilkada Daerah Khusus Jakarta (DKJ) gagal menjadi momentum bagi Anies Baswedan.

Anies Baswedan terpental dari bursa calon usai PDI Perjuangan memutuskan mengusung kadernya sendiri, Pramono Anung-Rano ‘Doel’ Karno.
Lantas apakah kontestasi pilgub Jakarta tetap akan seru tanpa sosok Anies Baswedan?
Baca Juga :Berikut Ulasan Pengamat Politik dan Pemerintahan Unjani, Arlan Sidhha Soal Lima Pasang Calon di KBB
Berikut pandangan Hendri Satrio, analis komunikasi politik Lembaga Survei KedaiKOPI.
Bagaimana keseruan Pilkada Jakarta tanpa Anies Baswedan?
Pertarungan perebutan kursi kepemimpinan di Jakarta akan tetap berlangsung seru meski tidak melibatkan sosok Anies Baswedan sebagai salah satu calon gubernur.
Baca Juga :PPSDM Geominerba Ngampus di Dahana Subang
Sebab, peran PDI Perjuangan sangat besar dalam menjaga serunya pilkada Jakarta.
PDI-P sangat berani mencalonkan kadernya sendiri, yakni Pramono Anung dan Rano Karno, sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta.
Meski kemungkinan (PDIP) menang dengan Anies sebenarnya lebih besar.
Baca Juga :Hadiri Milad Yayasan Robitoh ke-25, Sekda Subang Sampaikan Pesan Ini
Walaupun tanpa berkoalisi dengan partai lain, PDIP memiliki sosok Rano Karno yang lama dikenal sebagai anak Betawi asli berkat perannya sebagai Si Doel. Sedangkan Pramono dikenal sebagai politisi yang bisa diterima oleh pihak mana pun termasuk oleh Jokowi, Prabowo, maupun partai politik lainnya.
Bagaimana peta pertarungan Pramono-Rano vs Ridwan Kamil-Suswono di pilkada Jakarta?
Pasangan RK-Suswono juga memiliki nilai jual tersendiri.
Sebagai seorang arsitek yang pernah menjadi wali kota Bandung dan gubernur Jawa Barat, RK diharapkan bisa membawa ide dan gebrakan baru di Jakarta.
Khususnya dalam bidang tata kota Jakarta yang telah menjadi konsentrasi gubernur-gubernur sebelumnya.
RK juga mempunyai modal yang tinggi khususnya di pemilih dari kalangan menengah atas, sehingga cukup banyak yang menantikan inovasi apa yang akan dia hadirkan untuk terus membenahi Jakarta.
Sementara Suswono, meskipun namanya tidak setenar RK ataupun Rano Karno, namun dia merupakan representasi dari militansi mesin partai yang dimiliki oleh PKS.
Ini yang akan diandalkan oleh KIM Plus di Pilkada Jakarta.
Suswono juga dikenal sebagai politisi yang diterima berbagai kalangan.
Selain latar belakang calon, seperti apa gambaran keseruan pilkada Jakarta?
Keseruan Pilkada Jakarta juga turut didukung oleh militansi yang kuat dari kedua kubu.
PDI-P dan PKS terkenal memilki basis massa yang mengakar, terlebih dua partai tersebut merupakan pemenang di Jakarta sejak tahun 2004. PKS menang di 2004, 2009, dan 2024.
Sementara PDI-P di tahun 2014 dan 2019. Artinya, dua calon ini memiliki mesin partai yang sama-sama militan.
Sejauh ini apakah keseruan itu sudah bisa dirasakan?
Kalau kita cermati percakapan di media sosial, ramai membicarakan unggahan-unggahan lama dari para kandidat.
Di antaranya adalah cuitan lawas yang sempat diunggah oleh Ridwan Kamil dan Pramono Anung di platform media sosial X.
Tweet lama RK dan Pramono dibongkar oleh netizen dan ini cukup viral di internet karena kalimat yang diunggah cukup kontroversial.
Pesan untuk para calon yang bertarung di pilkada Jakarta?
Dengan pertarungan yang menarik ini tentu harapannya adalah tidak ada lagi isu sektarian yang berseliweran yang dapat mengganggu proses pelaksanaan pilkada Jakarta tahun ini.
Karena saya rasa masyarakat Jakarta saat ini sudah sangat cerdas dan terbuka. (tyo/jawa pos)