RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat capaian signifikan dalam industri perdagangan berjangka komoditi (PBK) sepanjang 2023.

Nilai transaksi PBK tercatat mencapai Rp. 25.680 triliun, menunjukkan peran strategis PBK dalam perekonomian nasional.
“Kinerja PBK pada 2023 sangat menggembirakan dengan dominasi transaksi bilateral seperti forex, single stock, dan index,” kata Plt. Kepala Bappebti, Kasan.
Meski demikian, ia juga menekankan pentingnya meningkatkan transaksi multilateral yang hingga kini masih tertinggal dibanding transaksi bilateral.
Dia menjelaskan pada semester pertama 2024, Bappebti mencatat nilai transaksi PBK sudah mencapai Rp14.594 triliun.
Angka ini mencerminkan kinerja yang masih solid di tengah tantangan ekonomi global yang tidak menentu.
“Transaksi pada 2024 masih didominasi bilateral, tapi kami optimis kinerja multilateral bisa digenjot melalui inovasi produk dan penguatan regulasi,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa fokus pengembangan pada komoditas strategis Indonesia seperti timah, CPO, dan emas digital akan terus dilakukan. Dirinya pun menyoroti proses pengalihan kewenangan pengawasan aset kripto dan derivatif keuangan ke OJK dan BI yang akan dimulai Januari 2025.
Ia menyatakan, transisi ini akan mengubah lanskap industri PBK, dan Bappebti serta pelaku usaha harus bersiap untuk perubahan tersebut. “Ini adalah momentum penting untuk memperkuat kolaborasi dalam pengembangan kontrak multilateral dan transaksi bilateral,” ungkapnya.
“Kedepan, Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring harus lebih kreatif dalam mengembangkan kontrak yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” sambungnya.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan PBK, Tirta Karma Senjaya, pun terus mendorong literasi perdagangan berjangka komoditi di masyarakat. Melalui Bulan Literasi PBK 2024, diharapkan literasi masyarakat meningkat dan dapat mengurangi aduan serta perselisihan di bidang PBK.
“Bulan Literasi PBK ini sangat penting untuk memperkuat perlindungan masyarakat dan mendorong peningkatan transaksi multilateral,” kata Tirta.
Dia menyampaikan kegiatan bulan literasi ini digelar di berbagai kota dengan target peserta mencapai 1,5 juta orang. Dengan berbagai capaian dan tantangan yang ada, pihaknya pun tetap optimis dapat memainkan peran kunci dalam mendukung ekonomi digital Indonesia.
“Kami akan terus memperkuat pengawasan, literasi, dan inovasi untuk mewujudkan ekosistem PBK yang aman dan berkelanjutan,” pungkasnya. (rup)