RADARBANDUNG.id, SOREANG – Sebagai upaya antisipasi terhadap bencana alam pada penyelenggaraan pemilu, Rabu (14/2), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mengirimkan sejumlah logistik penanganan kebencanaan ke wilayah yang rawan bencana seperti banjir, angin kencang, maupun longsor.
Dalam catatan BPBD, setidaknya ada 18 kecamatan di Kabupaten Bandung yang menjadi prioritas utama dalam pencegahan ini.
Kecamatan antara lain Bojongsoang, Dayeuhkolot, Baleendah, Majalaya, Katapang, Ciparay, Cangkuang, Kutawaringin, Cimenyan. Selanjutnya Banjaran, Pameungpeuk, Pangalengan, Rancaekek, Cicalengka, Kertasari, Pacet, Soreang, Kutawaringin, Pasirjambu dan Ciwidey.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, BPBD Kabupaten Bandung Petakan 11.034 TPS Rawan Bencana
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Pujilaksana mengatakan saat ini pihaknya telah mengirimkan sejumlah logistik seperti, perahu, motor tempel, tenda, chainsaw, pelampung, cangkul, dan gacok.
“Harapan kami dengan dikerahkannya logistik tersebut bisa untuk jaga – jaga bila ada kejadian bencana. Tapi kita berdoa saja semoga nanti lancar,” kata Uka, ditulis Kamis (8/2).
Baca Juga: 2.467 Warga Disabilitas Mental di Kabupaten Bandung Ikut Pemilu 2024
Dia mengeyebut, di wilayah Kabupaten Bandung ada sekitar 11.034 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 31 kecamatan. Di antara angka tersebut ada sekitar 691 TPS yang menjadi perhatian khusus bagi pihaknya.
“Total yang jadi perhatian khusus bagi kami itu 691 tps, untuk itu kami juga sudah meminta kepada petugas KPPS yang ada di lapangan agar bisa memonitor dan menyiapkan lokasi yang paling aman dari bencana,” ujarnya.
Tak hanya itu, dia pun ke depannya telah mengirim 82 anggotanya untuk terlibat dalam tim gabungan pengamanan pemilu bersama TNI, Polri, dan OPD lainnya.
“Personel itu kita ada delapan orang setiap sift piketnya untuk memonitor di wilayah – wilayah yang rawan terjadi bencana, harapannya agar potensi sedini mungkin itu bisa terdeteksi,” ujarnya.
“Sehingga dengan logistik yang tersedia serta petugas yang stand by itu bisa cepat merespon misal terjadi peristiwa bencana. Semoga saja tidak,” imbuhnya.
Dia menerangkan, langkah yang diambil oleh pihaknya tersebut merujuk pada analisia Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi puncak musim penghujan tahun 2024 ini pada bulan Februari hingga Maret 2024. (rup)