Jumlah Pengangguran Terbuka di Cimahi Turun

upah minimum 2022 Pengangguran di Jabar Tambah Banyak, Segini Jumlahnya Sekarang
Ilustrasi bubaran buruh pabrik di Jalan Raya Banjaran KM 16, Banjaran, Kabupaten Bandung. Foto: Alvy Adianto/Job Radar Bandung.

RADARBANDUNG.ID, CIMAHI – Kepala Disnaker Kota Cimahi, Asep Jayadi menegaskan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Cimahi mengalami penurunan di tahun 2023.

Ia menjelaskan, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 TPT di Kota Cimahi mengalami penurunan dibandingkan dua tahun sebelumnya yakni 2021 dan 2022.

“Tahun 2021, TPT di Kota Cimahi sebesar 13,07%, tahun 2022 sebesar 10,77% dan tahun 2023 turun jadi 10,52%. Kalau dari angka itu berdasarkan data BPS angka pengangguran terbuka di Kota Cimahi ada penurunan,” katanya, kemarin.

Baca juga : Dinilai Strategis Penanganan Bencana, Ketua DPRD Kota Bandung Minta Pemkot Segera Bentuk BPBD

Ia menambahkan, kendati TPT di Kota Cimahi berdasarkan data BPS menurun namun menempati posisi pertama di Provinsi Jawa Barat.

“Untuk tahun 2023 angka pengangguran terbuka di Kota Cimahi 10,52 persen atau 33.192 orang. Informasinya jadi yang tertinggi di Jawa Barat,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, sejumlah faktor menjadi penyebab TPT di Kota Cimahi. Salahsatunya adalah antara jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Baca juga : KPU Tak Permasalahkan Jokowi Berkampanye Asalkan Izin Cuti ke Presiden

“Selanjutnya, kurang keterampilan yang dimiliki dan kemajuan teknologi yang menggantikan tenaga kerja manusia. Contoh di PT Chitose, awalnya pekerjaan dilakukan 10 orang namun karena teknologi akhirnya bisa dikerjakan dengan 3 orang,” katanya.

Masih kata dia, tingginya pengangguran di Kota Cimahi diakibatkan oleh  resesi ekonomi global yang berdampak terhadap perusahaan di Kota Cimahiyang didominasi garmen dan tekstil.

“Dampaknya ya order jadi terbatas yang mempengaruhi terhadap jam kerja. Misalnya biasanya seminggu kerja 6 hari, jadi 3 hari, bahkan ada yang sampai merumahkan pekerjanya. Kemudian adanya perdagangan bebas terkait barang impor ilegal juga berdampak,” katanya.

Baca Juga : Dirut PLN Darmawan Prasodjo Dinobatkan Jadi Executive of The Year Tingkat Asia

Ia menyebut, berdasarkan hasil analisis pihaknya bersama akademisi adanya kesenjangan antara jurusan di sekolah kejuruan dengan industri yang ada di Kota Cimahi.

“22 SMK mayoritas berhubungan dan Informasi dan Tekonolgi (IT) dan sisanya adalah tata boga serta tata busana,” sebutnya.

Ia menegaskan, kondisi tersebut kurang selaras dengan industri di Kota Cimahi yang bergerak di bidang garmen dan tesktil.

“Cimahi jumlah pabrik banyak tapi kenyataannya banyak pengangguran salah, satunya lulusan SMK jadi ada kesenjangan,” tandas. (kro)

Editor : Azam Munawar

#



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Cimahi


Iklan RB Display D