BMKG Ingatkan Masyarakat Waspadai Hujan Lebat Disusul Angin Kencang

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Masyarakat diharapkan waspada terjadinya cuaca ekstrim.

BMKG Ingatkan Masyarakat Waspadai Hujan Lebat Disusul Angin Kencang
Kondisi banjir di Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, kemarin. BMKG Ingatkan Masyarakat Waspadai Hujan Lebat Disusul Angin Kencang. Foto for Radar Bandung

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrim berupa hujan lebat disusul dengan angin kencang dalm satu minggu kedepan.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menerangkan, update terbaru dari BMKG diprediksi terjadi hujan sedang hingga lebat hingga Kamis (11/1) di sejumlah daerah. Hampir merata di Pulau Sumatera dari dari Sumatera Utara hingga Lampung. “Kalimantan juga merata, Sulawesi sampai ke Papua,” paparnya.

Baca Juga : Summarecon Mall Bandung Segera Beroperasi, Pengamat : Infrastruktur Bandung Timur Bisa Menjadi Lokomotif Ekonomi

Untuk di Pulau Jawa juga diprediksi terjadi hujan sedang hingga lebat hingga 11 Januari. Setelahnya intensitas hujan diprediksi menurun, namun terdapat potensi terjadinya angin kencang. “Jadi di Pulau Jawa, hujan menurun tapi dilanjut angin kencang dari Jumat (12/1) hingga Senin (15/1),” terangnya.

Angin kencang tersebut merupakan dampak dari fenomena alam berupa low pressure area di Australia. Untuk di Pulau Jawa wilayah pesisir perlu untuk diwaspadai. “Untuk dampak terbesar diprediksi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Karena lebih dekat ke Australia,” jelasnya.

Yang makin memberatkan, lanjutnya, diprediksi di NTT dan NTB selain angin kencang juga hujannya masih sedang hingga lebat. “Beda dengan prediksi di Jawa yang hujan menurun disusul angin kencang, NTT dan NTB hujan bisa lebat dan angin kencang,” terangnya kepada Jawa Pos kemarin.

Baca Juga : Kolaborasi BSI & Mandiri Sekuritas Buka Akses Layanan Serba Syariah via RDN Online

Bahkan, diprediksi bisa terjadi bibit siklon. Dia mengatakan, nantinya BMKG akan melakukan analisa, apakah fenomena tersebut cenderung menurun atau justru menguat. “Nanti kami update kembali soal dampak low pressure area tersebut,” paparnya.

Yang pasti untuk aktivitas di lautan diharapkan waspada untuk kemungkinan adanya gelombang tinggi. Karena biasanya angin kencang ini akan berdampak ke gelombang tinggi. “Kebanyakan membuat gelombang tinggi,” terangnya.

Sementara kemarin juga terjadi gempa di Sulawesi Utara (Sulut) dengan kekuatan magnitudo 6,7. Dengan pusat gempa terjadi di laut dengan jarak 97 kilometer dari Kota Melonguane, Sulut dan kedalaman 97 kilometer.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Dari analisa diketahui gempa bumi tersebut jenis menengah. “Yang terjadi akibat deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku,” paparnya.

Gempa bumi tersebut dirasakan di sejumlah wilayah di Sulut, seperti Kota Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, Bitung, Halmahera Utara, dan Manado. Hingga saat ini belum ada laporan terjadi dampak kerusakan akibat gempa bumi. “Namun, masyarakat diharapkan waspada. periksa kemungkinan bangunan retak dan tidak aman akibat gempa bumi,” jelasnya. (idr/jp)

 

 

Editor : Azam Munawar

#



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Nasional


Iklan RB Display D