Transportasi Publik di Bandung Raya Disiapkan untuk Penunjang Kereta Cepat

Sepanjang tahun 2022, proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berhasil meraih beragam capaian. Proyek KCJB menunjukkan progres yang menggembirakan menjelang operasional pada pertengahan tahun 2023.
Ilustrasi/ Istimewa

RADARBANDUNG.id- Bandung Raya, khususnya Kota Bandung menjadi salah satu wilayah yang saat ini menjadi fokus kementerian perhubungan untuk dibenahi dalam program Indonesia Mass Transit Project (MASTRAN).

Sejumlah moda transportasi publik berbasis jalan maupun rel saat ini tengah disiapkan.

Pada sisi lain, kini moda transportasi massal yang merupakan proyek strategis nasional Kereta Cepat Jakarta Bandung tuntas. Feeder-feeder atau penghubung secara bertahap dioperasikan, dan di antaranya masih tahap perencanaan dan dalam waktu dekat akan ada yang diujicobakan.

Dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat A Koswara, terkait beroperasinya kereta cepat, diakui ada gap program, di mana penerapan buy the service (BTS), khususnya bus rapid transit belum terlaksana.

Adapun pilot project akan dilakukan tahun depan. Namun demikian, feeder-feeder itu sudah ada untuk mendukung para penumpang kereta cepat menuju dan dari dua stasiun pemberhentian di Bandung.

“Jadi kereta cepat selesai maka BTS jadi supporting ke arah barat ke Stasiun Padalarang dan yang ke Tegalluar karena kita memperhitungkan penumpang kereta cepat yang turun di Tegalluar itu 30-40 persen, lebih banyak di Padalarang,” ucapnya, Rabu (11/10/2023).

Hal itu tidak menjadi masalah yang di Padalarang karena terintegrasi dengan commuter, yang jadi masalah itu di Tegalluar.

“Kami berikan layanan tambahan dari Damri dan Bluebird. Sementara ada empat perusahaan yang minta izin agar dapat memberikan layanan di Tegalluar tapi yang telah mendapat kerjasama dengan KCIC, yang untuk sementara diberikan kedua provider yaitu Bluebird dan Damri,” ucapnya.

Adapun untuk pengoperasian BRT, pihaknya akan melakukan ujicoba di antaranya rute dari Stasiun Hall/Stasiun Bandung ke Tegalluar.

Setelah masa ujicoba KCJB ada lima rute permohonan yaitu Leuwi Panjang-Tegalluar, Stasiun Bandung- Tegalluar, Soreang -Tegalluar, Jatinangor – Tegaluar dan Ledeng-Tegalluar.

“Bahkan, ada permintaan layanan dari Subang ke Tegalluar,”ujarnya.

Dalam waktu dekat, lanjutnya, pihaknya akan mengujicobakan bus listrik berbagai merek untuk menguji ketahanan mereka di jalur Bandung Raya yang memiliki kontur yang tidak rata.

Jadi kesiapan Pemprov Jabar untuk menghubungkan Tegalluar dengan daerah tujuan penumpang nanti secara kesiapan penyedia angkutan. Saat ini sudah banyak yang berminat dan dan animo tinggi dari pengusaha.

“Jadi karena kesiapan itu bukan hanya pemerintah tapi dunia usaha ini harus dijadikan sebuah kolaborasi terutama angkutan feeder karena eksisting itu ya pengusaha itu, kalau ada BUMD transportasi, maka BUMD tersebut yang akan menugaskan provider-provider. Nanti akan membuat manajemen penyediaan layanan feedernya,” ucapnya.

Untuk pembangunan BRT, lanjut Koswara sudah ada progresnya termasuk dengan konsultannya juga. “Mungkin progresnya mana saja yang mau dibangun. Di antaranya Depo di Rancanumpang Gedebage, kemudian Alun-alun jadi hub atau stasiun pertemuan beberapa koridor,” pungkasnya. (dbs)

Editor : Ali Yusuf



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Bandung Raya


Iklan RB Display D