RADARBANDUNG.ID, KAB BANDUNG – Ratusan mahasiswa baru berbagai program studi mengikuti Kuliah Ta’aruf yang digelar Institut Agama Islam (IAI) Persis Bandung, Jumat 25 Agustus 2023.
Kuliah Ta’aruf IAI PERSIS Bandung sendiri digelar selama 2 hari dengan mengusung tema, “Harmoni Perubahan, Membentuk Jejak Kemandirian Bersama IAI Persis Bandung” yang digelar di Ma’had Al-Jami’ah IAI Persis Bandung di Jalan Ciganitri, Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Ketua Harian IKA IAI Persis Bandung, Zaenal Ihsan atau akrab disapa Kang Reza menegaskan dirinya merasa bahagia bisa berkesempatan bertatap muka dengan mahasiswa dan mahasiswi IAI Persis Bandung di tengah kesibukan rutinitasnya.
Baca Juga : PPI Pajagalan Bandung Memanggil, Reuni Akbar Perdana, Setelah Lebih dari Setengah Abad Meluluskan Alumni
Pada kesempatan itu, Ihsan pun menyampaikan permohonan maaf lantaran Ketua Umum IKA IAI Persis Bandung, M. Hoerudin Amin yang merupakan anggota DPR RI berhalangan hadir karena ada agenda yang tak bisa ditinggalkan.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa berjumpa, dan saya ingin menekankan kepada para mahasiswa bahwa pilihan anda masuk ke IAI Persis ini adalah pilihan yang tepat. Karena itu, bangun semangat untuk terus mengembangkan potensi anda, perbanyak diskusi dan tentu saja perbanyak membaca sebagai literasi,” ujar Zaenal Ihsan yang juga sebagai Sekretaris PWI Kota Bandung saat menjadi pembicara.
Dirinya pun menceritakan kisahnya saat masih duduk dan kuliah di STAI Persis Bandung, nama sebelum ada perubahan bentuk menjadi IAI Persis Bandung.
Baca Juga : IKA STAIPI Bandung Kirim Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur, Salurkan Satu Ton Beras dan Uang Tunai
“Dengan keterbatasan fasilitas, mahasiswa yang bisa dihitung jari namun hal itu tak menyurutkan kami untuk mengembangkan potensi kami. Kami banyak diskusi baik sesama mahasiswa maupun dengan para dosen, aktif pula di keorganisasian mahasiswa yang tentu saja hal itu membentuk pola pikir dan pengembangan wawasan kami,” bebernya.
Karenanya, Ihsan mengajak mahasiswa agar memperbanyak membaca dan diskusi.
“Mahasiswa yang tentunya berpikir bebas mewujudkan Merdeka Berpikir, Kampus Berdaulat. Bukan sekadar Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. Kembangkan potensi dengan memperluas cakrawala wawasan keilmuan. Bermula dari membaca,” pungkasnya. (azm)