RADARBANDUNG.id – Untuk memastikan pelayanan fasilitas kesehatan kepada peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (Program JKN) berjalan dengan baik, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) memantau langsung pelayanan di RS Unggul Karsa Medika (UKM) Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (01/12). Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK, Nia Reviani mengapresiasi pihak rumah sakit yang dinilainya sudah berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, termasuk pasien BPJS Kesehatan.
“Sebesar 75% pasien yang mengakses pelayanan RS UKM adalah peserta BPJS Kesehatan. Kolaborasi antara RS UKM dan BPJS Kesehatan Cabang Soreang telah berjalan baik, salah satunya dengan menerapkan pendaftaran dengan menggunakan fingerprint. Inovasi ini sangat membantu pasien yang datang ke rumah sakit. Saya yakin setiap rumah sakit baik milik pemerintah ataupun swasta terus berupaya memperbaiki mutu layanan. Harapan saya, BPJS Kesehatan memberikan pendampingan paripurna kepada rumah sakit,” kata Nia.
Dalam kunjungannya, Nia juga menemui pasien-pasien BPJS Kesehatan yang tengah dirawat di RS UKM. Ia melihat para pasien tersebut puas dengan layanan yang diterima, tidak ada keluhan, dan merasa nyaman menjalani perawatan. Tak lupa Nia berpesan agar seluruh rumah sakit berkomitmen memberikan layanan tanpa perbedaan layanan, baik kepada peserta BPJS Kesehatan maupun bukan.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Soreang, Heni Riswanti menjelaskan bahwa pihakna selalu berupaya untuk meningkatkan mutu layanan peserta JKN di Kabupaten Bandung dan mengupayakan pasien JKN memperoleh pelayanan yang adil di fasilitas kesehatan, salah satunya dengan inovasi mengimplementasikan layanan sidik jari atau fingerprint. Inovasi ini mulai diterapkan di RS UKM pada bulan November 2022 lalu.
“Penggunaan fingerprint bisa mengurangi waktu tunggu pasien dan bersifat paperless. Peserta tinggal menempelkan sidik jarinya ke dalam mesin dan datanya langsung keluar. Kalau data tidak ditemukan maka akan dilakukan perekaman terlebih dahulu, prosesnya pun tidak lama. Di Kabupaten Bandung, beberapa rumah sakit sudah menerapkan fingerprint. RS UKM sendiri telah mengimplementasikannya untuk seluruh poli,” terang Heni.
Sementara itu, salah satu peserta JKN yang datang ke RS UKM untuk berobat, Suryana memberikan apresiasinya terhadap inovasi fingerprint. Ia mengaku baru pertama kali ke RS UKM sehingga diharuskan melakukan perekaman fingerprint terlebih dahulu sebelum mengakses layanan. Hal tersebut untuk memudahkan proses administrasi ketika ia akan mengakses layanan kesehatan di waktu lain.
“Tadi saya sudah rekam fingerprint, kata petugas selanjutnya tidak perlu membawa banyak berkas lagi. Menurut saya, ini sangat mempermudah peserta BPJS Kesehatan, cukup hanya dengan fingerprint peserta dapat mengakses pelayanan kesehatan tanpa membawa salinan-salinan kertas macam-macam lagi,” ujarnya singkat. (*)