RADARBANDUNG.id- Joko Widodo (Jokowi) yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin mendapat suara 55,5 persen atau 85,6 juta pada Pemilu 2019.
Suara itu nantinya akan menyebar ke pasangan calon presiden-wapres yang bertarung pada Pilpres 2024. Lantas ke mana suara itu nanti melabuhkan pilihan?
Menjelang Pilpres 2024 sejumlah lembaga survei mulai membuat prediksi kontestasi.
Berdasar survei Indikator Politik Indonesia, jika Prabowo Subianto maju sebagai capres, dalam survei itu suara menteri pertahanan itu 26,9 persen.
Disusul Ganjar Pranowo 23,2 persen dan Sandiaga Uno hanya meraih 4,5 persen. Seluruh responden yang memilih ketiga tokoh itu dulunya adalah pemilih Jokowi pada Pilpres 2019.
Menurut Pengamat komunikasi politik Cecep Handoko, Pilpres 2024 masih belum bisa keluar dari faktor primordial. Sosok dari Jawa tetap mendapat porsi suara.
Buktinya Ganjar dan Prabowo mendapat suara yang sangat tinggi. Keduanya berasal dari Jawa.
Diperkirakan pemilih Jokowi tidak bergeser pada dua tokoh itu. Sementara untuk Sandiaga Uno cuma mendapat 4,5 persen.
Baca Juga: Ini Lho Alasannya Prabowo Bakal Maju Pilpres 2024
“Dukungan kecil terhadap Sandi boleh jadi karena belum ada rekam jejak keberhasilan di birokrasi. Ketika menjabat wakil gubernur DKI tidak tuntas. Bahkan memilih maju menjadi cawapres. Setelah kalah di Pilpres 2019, dia justru masuk istana,” kata Cecep Handoko kepada wartawan, Rabu (8/12).
Rekam jejak seperti itu akan membuat publik merasa tidak ada konsistensi dari Sandiaga Uno.
Sehingga sedikit banyaknya akan berpengaruh pada elektabilitasnya pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Hasil Survei JSPP, Ridwan Kamil Didukung Maju di Pilpres
Cecep menilai, pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 sangat beragam, multikultur, beragam etnis, dan cenderung mengedepankan keterbukaan. Mereka menginginkan kampanye non politik identitas.
Hal itu membuat mereka bebas menentukan siapa yang akan dipilihnya nanti pada Pilres 2024.