Bisnis Kuliner di Tengah Pandemi, Semakin Terdepan Berkat Layanan GoFood

Bisnis Kuliner di Tengah Pandemi, Semakin Terdepan Berkat Layanan GoFood
Toko Colenak Murdi Putra 3 yang berlokasi di Jalan Kembang Sapatu, bukanlah jalan utama sehingga kehadiran GoFood memudahkan konsumen dalam memesan kuliner tradisional berbahan dasar singkong itu. (NUR FIDHIAH SHABRINA/RADAR BANDUNG)

Ayam dan Boba, Makanan Minuman Paling Diincar Selama Pandemi

Tren pesan makan online rupanya membuat jenis makanan dan minuman perlahan terbentuk ekosistemnya.

Kata Anandita, selama masa pandemi hampir lima tahun, terdapat lima jenis makanan dan minuman paling banyak dipesan konsumen.

Jenis makanan ayam-ayaman menduduki peringkat pertama sebagai makanan yang paling banyak dipesan melalui layanan GoFood. Dengan persentase 50 persen, beragam jenis makanan berbahan dasar ayam sukses diincar konsumen karena mudah ditemui di mana-mana.

Daging-dagingan, iga, bubur, dan martabak menjadi urutan selanjutnya.

“Martabak juga ternyata paling banyak diburu nih. Mungkin karena mereka kan diam di rumah, kalau yang tinggal di rumah sendiri sama keluarga misal mereka akan pesan martabak untuk dimakan bareng-bareng. Pandemi ini membuat mereka (konsumen) makan besar,” jelasnya.

Kemudian untuk jenis minuman yang paling hits selama pandemi adalah kopi dengan share market hampir 60 persen.

Bandung sebagai surganya kuliner juga seimbang dengan kehadiran kedai kopi. Tingginya mobilitas kaum urban. maka tak heran kini menyeruput segelas kopi seolah menjadi gaya hidup baru, apalagi di kalangan para pekerja anak muda.

Minuman boba, teh, jus buah, dan susu juga menjadi incaran konsumen yang mungkin bukanlah penikmat kopi.

“Gara-gara wfh (work from home) orang jadinya pesan kopi terus kan, kalau memang yang kebiasaannya ngopi. Bahkan ada cerita, satu merchant kami, dia jualan kopi di awal bergabung dengan GoFood itu transaksinya hanya Rp7 jutaan. Tapi pas pandemi naik drastis jadi Rp70 jutaan,” ungkapnya.

73% Mitra GoFood Gabung Saat Pandemi

Keberadaan ekosistem ekonomi digital Gojek dinilai mampu memberikan kontribusi terhadap ketahanan ekonomi Kota Bandung selama pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil riset terbaru Lembaga Demografi (LD) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang berjudul ‘Peran Ekosistem Digital Gojek di Ekonomi Bandung Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19’, menyebut solusi teknologi yang ditawarkan platform Gojek membantu pelaku UMKM di Kota Kembang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Peneliti Riset LD Alfindra Primadlhi menuturkan digitalisasi yang dilakukan Gojek membuat para pelaku UMKM bisa optimis di tengah pandemi. Perpindahan dari luring ke daring, membuat mitra bisa tumbuh berkembang dan pendapatan yang lebih tinggi.

Selain itu, kehadiran Gojek juga disebut membuat para UMKM optimis tumbuh ke depan. Salah satunya melalui kemudahan pelaku UMKM dari offline ke online, atau mempercepat UMKM untuk go digital.

Riset LD menunjukkan bagaimana GoFood menjadi penyangga ekonomi di Bandung bagi mereka yang penghasilannya terdampak pandemi, terutama mereka pekerja swasta dan profesional. Riset menemukan sebanyak 73 persen mitra GoFood yang disurvei baru bergabung sebagai merchant GoFood saat pandemi Covid-19, Maret 2020.

Di antara mitra tersebut, 96 persen adalah pengusaha skala mikro. Lebih lanjut lagi, 43 persen di antara mereka merupakan pengusaha yang pertama kali mulai berbisnis. (fid/radarbandung)

Editor : Ali Yusuf



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Paris Van Java


Iklan RB Display D