Berikut ini niat sholat taubat beserta doa dan tata caranya – Manusia kerap melakukan dosa, kesalahan, kealpaan dan khilaf.
Tapi bagaimana sikap orang yang sudah melakukan dosa dan terjerumus dalam jurang kesalahan?
Ketika dosa terjadi pada seseorang, Islam memerintahkan segera bertaubat dengan meminta ampunan kepada Allah SWT, menyesali perbuatan, dan bertekad tidak akan lagi mengulangi kesalahan yang sama.
Karena taubat suatu kewajiban bagi orang yang bersalah, maka menunda bertaubat dari satu kesalahan merupakan sebuah dosa yang juga mesti ditaubati.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Artinya: “Setiap anak keturunan Adam adalah orang yang berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah.
Sholat Taubat
Para ulama mengajarkan agar ketika seseorang hendak bertaubat atas sebuah dosa dan kesalahan lebih dulu melakukan sholat sunnah 2 rakaat atau sholat taubat.
Ajaran para ulama ini didasarkan pada sebuah hadits. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi—dari sahabat Ali bin Abi Thalib, dari sahabat Abu Bakar As-Shidiq bahwa Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ، ثُمَّ يُصَلِّي ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ لَهُ
Artinya: “Tidaklah seseorang berbuat dosa lalu ia beranjak bersuci, melakukan shalat kemudian beristighfar meminta ampun kepada Allah kecuali Allah mengampuninya.”
Niat Sholat Taubat
Ushalli Sunnatat Taubata Rak’ataini Lillahi Ta’ala
Artinya: “Saya niat sholat sunah tobat dua rakaat karena Allah.”
Setelah selesai sholat 2 rakaat kemudian dilanjutkan taubat dengan membaca istighfar disertai penyesalan, tekad kuat untuk menjauhkan diri dari perilaku dosa dan tidak akan mengulanginya.
Tata Cara Sholat Taubat
- Membaca niat sholat taubat
- Takbiratul ihram
- Membaca doa iftitah (sunnah)
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat dari Alquran
- Rukuk (membaca tasbih rukuk 3 kali)
- Itidal (membaca doa Itidal)
- Sujud (membaca tasbih sujud 3 kali)
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Bangun melanjutkan rakaat kedua
- Tasyahud akhir
- Salam
- Berdoa memohon ampunan
Lafal Pengakuan Dosa dan Kekhilafan
Berikut ini adalah lafal taubat Nabi Adam AS dan Siti Hawa atau pengakuan kesalahan keduanya yang diabadikan dalam Surat Al-A‘raf.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Rabbanā zhalamnā anfusanā. Wa illam taghfir lanā wa tarhamnā, lanakūnanna minal khāsirīna.
Artinya, “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri sendiri. Jika Kau tidak mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk hamba-Mu yang merugi,” Surat Al-A‘raf ayat 23.
Lafal pertobatan Nabi Yunus AS di dalam tiga kegelapan, yaitu kegelapan malam, kegelapan di bawah permukaan laut, dan kegelapan di dalam perut ikan
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Lā ilāha illā anta. Subhānaka innī kuntu minaz zhālimīna.
Artinya, “Tiada tuhan selain Allah. ,” Surat Al-Anbiya ayat 87.
Sementara Rasulullah SAW sendiri juga mengajarkan lafal pengakuan dosa.
Rasulullah SAW mengajarkan lafal atau doa taubat ini kepada Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq RA yang seharusnya dibaca dalam sholat.
Ulama kemudian menganjurkan membaca doa ini setelah membaca tasyahud akhir dan sebelum salam.
اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا, وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ, فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ, وَارْحَمْنِي, إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ
Allāhumma innī zhalamtu nafsī zhulman katsīran (tercatat “kabīran” pada sebagian riwayat), wa lā yaghfirud dzunūba illā anta, faghfir lī maghfiratan min ‘indika, warhamnī, innaka antal ghafūrur rahīmu.
Artinya, “Tuhanku, sungguh aku telah menganiaya diri sendiri dengan penganiayaan yang banyak (sebagian riwayat ‘yang besar’). Tiada yang dapat mengampuninya kecuali Engkau. Anugerahkanlah ampunan dari sisi-Mu. Rahmatilah aku. Sungguh, Kau maha pengampun, lagi maha penyayang,” HR Bukhari dan Muslim.
Baca Juga: Doa untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal, Amalan yang Tak Terputus
Pada riwayat lain, Nabi Muhammad SAW seperti diriwayatkan oleh sahabat Abu Musa Al-Asy‘ari membaca doa berikut ini:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيْئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي جِدِّي وَهَزْلِي؛ وَخَطَئِي وَعَمْدِي؛ وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Allāhummaghfir lī khathī’atī wa jahlī, wa isrāfī fī amrī, wa mā anta a‘lamu bihī minnī. Allāhummaghfir lī jiddī wa hazlī, wa khatha’ī wa ‘amdī. Wa kullu dzālika ‘indī. Allāhummaghfir lī mā qadamtu wa mā akhkhartu, wa mā asrartu, wa mā a‘lantu, wa mā anta a‘lamu bihī minnī. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru, wa anta ‘alā kulli syai’in qadīrun.
Baca Juga: Doa untuk Orang Sakit agar Diberi Kesembuhan, Lengkap dengan Artinya
Artinya, “Tuhanku, ampunilah kekeliruan dan kebodohanku, kelewatanbatasku dalam sebuah hal, dan dosaku yang mana Kau lebih tahu dariku. Tuhanku, ampunilah dosaku dalam serius dan gurauanku, kekeliruan dan kesengajaanku. Apa pun itu semua berasal dariku. Tuhanku, ampunilah dosaku yang terdahulu dan terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan kunyatakan, dan dosa yang mana Kau lebih tahu dariku. Kau maha terdahulu. Kau maha terkemudian. Kau maha kuasa ata segala sesuatu,” (HR Bukhari dan Muslim).
(nuonline/int/ysf)