Namun demikian, pihaknya juga melakukan perekrutan petugas pemakaman dari masyarakat sekitar, namun tidak banyak yang berminat meski sudah disediakan insentif Rp100 ribu untuk satu kali pemakaman.
“Kita merekrut juga tapi memang susah. Intensitas tertinggi pernah sehari 20 orang di 4 tempat, sebetulnya masih bisa tertangani tapi terkadang ada yang ingin segera dimakamkan, namun kita kan tidak 24 jam melayani,” tutur Erwin.
Sementara itu, Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengatakan jika terjadi kekurangan peti jenazah maka itu disebabkan keterlambatan pengiriman. Kata Dadang, penyediaan peti jenazah tidak proses lelang atau tender, jadi peti jenazah dibeli langsung.
Baca Juga: Perajin Peti Jenazah di Cimenyan Kewalahan Layani Pesanan
Dadang mengungkapkan akan ada 100 peti jenazah beserta kelengkapannya yang dikirim ke kecamatan dan ada 300 peti jenazah yang didistribusikan ke rumah sakit.
“Sudah dipersiapkan seminggu yang lalu, dimana ada pergeseran anggaran Rp80 miliar, bukan berarti kita harus menghabiskan secepatnya. Kita akan efesien dan selektif dalam menentukan anggaran yang akan kita luncurkan nanti,” pungkas Dadang. (fik/radarbandung)
Baca Juga: