RADARBANDUNG.id, MAJALAYA – Akibat kekurangan pasokan oksigen medis, Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Majalaya ditutup sementara hingga waktu yang tidak ditentukan.
Kepala Bagian Humas RSUD Majalaya, Agus Heri Zukari mengatakan, penutupan IGD berdasarkan rapat darurat yang digelar kemarin malam lantaran penurunan pasokan oksigen medis dari penyedia.
“Jadi kebutuhan oksigen per hari itu sekitar 125 tabung. Namun hanya bisa disupport penyedia sekitar 30 tabung pada pagi hari dan sekitar 40 tabung pada sore hari,” ungkap Agus via Ponsel, Rabu (30/6).
“Sehingga ada kekurangan sekitar 75 tabung. Dari kemampuan tabung oksigen yang ada, hanya cukup untuk pasien yang dirawat saja, sehingga berdasarkan rapat darurat malam, kita mengutamakan pasien yang sedang dirawat,” imbuhnya.
“Jadi sejak semalam kita melakukan efisiensi oksigen yang ada untuk support semuanya pada kebutuhan pasien yang sedang dirawat,” sambungnya.
Agus mengaku belum mengetahui sampai kapan melakukan penutupan IGD. Ia katakan, akan ada proses evaluasi dan jika kebutuhan oksigen telah mencukupi, maka IGD RSUD Majalaya akan kembali normal.
“Hampir semua wilayah kekurangan karena permintaan oksigennya yang sangat meningkat. Memang yang paling besar untuk pasien Covid-19, tapi pemakaian oksigen itu juga ada dari pasien umum,” jelas Agus.
Untuk mengantisipasi masyarakat yang hendak ke IGD RSUD Majalaya, Agus mengungkapkan pihaknya telah berkoordinasi dengan unit-unit pelayanan lain, seperti klinik hingga rumah sakit terdekat.
Jadi, baik itu pasien umum maupun Covid-19 dengan kebutuhan oksigen medis akan dirujuk ke rumah sakit lain.
“Jadi rumah sakit tidak tutup, untuk rawat jalan dan rawat inap tetap berjalan, sekarang hanya pembatasan pelayanan IGD, akan dievaluasi sampai nanti prasarana pendukungnya yaitu oksigen memadai,” tuturnya.
Menurut Agus, kebutuhan oksigen mengalami peningkatan karena dampak dari sebaran Covid-19 yang sangat tinggi. Biasanya rata-rata perbulan hanya ada 80 – 90 penanganan di IGD, saat ini melonjak hingga 3 kali lipat.