RADARBANDUNG.id – KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas perlu berfokus pada hal esensial. Salah satunya terkait dengan kurikulum.
Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Sesditjen GTK), Nunuk Suryani menekankan bahwa tidak ada tekanan bagi guru dalam menuntaskan kurikulum karena PTM terbatas berlangsung di tengah kondisi khusus pandemi.
“Prioritas dari satuan pendidikan bukan untuk menuntaskan kurikulum, tetapi memastikan bahwa setiap peserta didik mengalami proses pembelajaran,” katanya dalam keterangannya, Minggu (20/6).
Para guru, pengawas sekolah dan kepala sekolah perlu mengontekstualisasikan panduan sesuai kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing. Sebab, fokus kurikulum pada masa pandemi adalah mempelajari hal-hal yang esensial.
“Tidak mengejar ketuntasan peserta didik, tetapi mengacu pada kebutuhan peserta didik dan menjadikan protokol kesehatan sebagai syarat utama,” tuturnya.
Baca Juga: Bandung Raya Siaga 1 Covid-19
Satuan pendidikan dapat memilih menggunakan kurikulum yang tersedia, yaitu kurikulum 2013, atau kurikulum mandiri yang dikembangkan sekolah, atau kurikulum kondisi khusus yang dikembangkan Kemendikbudristek.
Untuk itu, warga sekolah harus benar-benar memahami Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran yang sudah diterbitkan oleh Kemendikbudristek dan Kementerian Agama.
“Jadi, jelas bahwa ukuran keberhasilannya adalah tingkat kepatuhan protokol kesehatan di kelas, tingkat pelibatan orang tua pada pembelajaran, dan juga pelibatan peserta didik dalam pembelajaran,” terangnya.
(jpc)