RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Jadwal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bagi calon siswa untuk jenjang SMA, SMK, dan SLB 2021 di Jawa Barat (Jabar) segera dimulai dengan dibagi ke dalam 2 waktu pembukaan.
Jadwal PPDB SMA 2021 Jawa Barat tahap pertama dibuka mulai 7 hingga 11 Juni dan tahap kedua 25 Juni- 1 Juli mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Dedi Supandi mengatakan, pada tahap pertama jadwal PPDB SMA 2021 Jawa Barat yakni untuk jalur afirmasi, prestasi dan perpindahan orang tua.
Dengan pembagian kuota 20 persen untuk afirmasi, prestasi 25 persen dan perpindahan orang tua 5 persen. Sementara, tahap kedua sepenuhnya dibuka untuk jalur zonasi.
“Afirmasi terdiri dari keluarga tidak mampu dan kondisi tertentu. Yang kondisi tertentu antaranya masuk tenaga kesehatan, disabilitas, termasuk yang korban bencana,” ungkapnya, Jumat (4/6).
Dedi menyampaikan, Jabar membuka kuota hingga 717 ribu bangku, termasuk sekolah swasta yang kini dilibatkan dalam tahapan tersebut.
“Jumlah sekolah kita ada 835 sekolah negeri dan sekitar ada 4.146 sekolah swasta. Kuota per 2021 sekitar 717 ribu terdiri dari kuota SLB sekitar 18.360, kuota SMA sebanyak 270.108, dan SMK sekitar 428.724,” ungkapnya.
PPDB SMA 2021 Jawa Barat berlangsung online
Dedi menjelaskan, sama seperti tahun lalu, PPDB tahun ini secara umum secara online, bisa secara mandiri maupun melalui sekolah asal.
Selain itu, terdapat beberapa perbedaan, seperti perluasan zonasi, struktur pelaksana, hingga pelibatan sekolah swasta sebagai pilihan.
Perluasan zonasi
Terkait zonasi, terdapat perluasan yang pada PPDB sebelumnya berjumlah 68 zonasi menjadi 83 zonasi.
Untuk struktur pelaksana, ketua PPDB yang awalnya berada pada Disdik Provinsi dilimpahkan kepada kepala cabang dinas.
“Terakhir, perbedaan itu bahwa pada PPDB tahun ini kita masukan swasta. Jadi, sekolah swasta menjadi pilihan, satu dan dua sekolah negeri, terakhir baru pilih swasta,” ungkapnya.
Dedi menyampaikan, jargon pada PPDB kali ini adalah “Sekolah Dimana Saja Sama”.
Dedi berharap, orang tua dan siswa bisa memahami bahwa pendidikan adalah yang utama, tak membedakan swasta atau negeri.
“Maksudnya memberikan pemahaman kepada orang tua dan siswa, mau negeri, mau swasta, semuanya sama. Kita hari ini kita tidak mengenal ada sekolah populis, sekolah non-favorit, tidak. Semuanya sama karena yang terpenting bagi anak adalah bagaimana pendidikan,” terangnya. (muh)
Baca Juga: