RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Persediaan kantong darah di Palang Merah Indonesia (PMI) di berbagai kota tidak dalam kondisi ideal. Dibutuhkan para pendonor untuk bisa memenuhi kebutuhan pasien yang membutuhkan darah.
Hal ini menjadi salah satu landasan Arsenal Indonesia Supporter (AIS) kembali menggelar donor darah serentak di 59 daerah Indonesia pada 30 Mei 2021. Kegiatan tersebut menjadi salah satu bagian dari rangkaian hari jadi mereka yang ke-18 tahun.
Ketua Komite AIS Donor Darah, Eddi Brokoli menyebut aksi donor darah ini sudah rutin dilakukan dan sudah memasuki tahun ketujuh. Selama penyelenggaraannya, sudah lebih dari 11 ribu kantong darah terkumpul dan digunakan oleh PMI.
“Tahun ini kami menargetkan 3000-4000 kantong darah. Mudah-mudahan bisa terealisasi,” kata dia di Jurnalrisa Coffee, Jalan Sumur Bandung, Kota Bandung, Senin (24/5/2021).
“Kondisi pandemi belum berakhir, seperti tahun lalu, penyelenggaraannya tidak lagi di tempat fanbase, tapi di PMI daerah masing-masing. Kami memastikan ini terbuka untuk semua orang, bukan hanya untuk fans Arsenal saja. Komunitas lain pun bisa juga menyelenggarakan kegiatan serupa,” ucap dia lagi.
Pernyataan itu tidak terlepas dari data PMI, bahwa idelanya setiap negara harus memiliki stok darah sebanyak 2 persen dari total jumlah penduduk. Dalam situasi sebelum pandemi Covid-19, jumlah ideal ini sulit tercapai jika diakumulasi dari ketersediaan stok di berbagai wilayah Indonesia.
Selain itu, donor darah merupakan aksi kemanusiaan yang paling mudah dilakukan dan manfaatnya bisa dirasakan secara langsung. Dari sisi pasien yang membutuhkan darah, seperti thalasemia, leukimia, DBD atau yang mengalami kecelakaan berat, mereka akan terbantu.
Bagi pendonornya, ada manfaat kesehatan karena bisa meningkatkan produksi sel darah merah sekaligus bisa mendeteksi penyakit serius setelah menjalani beragam prosedur pengecekan.
Ketua PMI Kota Bandung, Ade Koesjanto mengungkapkan sebagai gambaran kondisi penurunan ketersediaan darah, sebelum pandemi PMI Kota Bandung bisa menerima 500 kantong darah untuk disimpan hingga didistribusikan. Saat pandemi, terjadi penurunan hingga 50 kantong darah dalam sehari.
“Agar tetap bisa memenuhi permintaan, kami membuat beragam strategi agar kebutuhan darah cukup. Salah satu kebijakannya bekerjasama dengan Rumah Sakit. Contohnya, ketika ada pasien yang butuh darah segera, bisa dengan donor keluarga atau tetangganya. Ini bisa membantu menjaga suplai,” terang dia.
Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Bandung, Uke Mukhtimanah menjelaskan, meski tak bisa menyetok persediaan darah karena penurunan pendonor, namun ia memastikan distribusi untuk pemenuhan permintaan tetap bisa dilakukan.
“Dulu sebelum pandemi, itu kami bisa menyiapkan sto untuk 10 hari kalau. Sekarang sudah tidak ada stok. 80 persen 90 persen kebutuhan bisa dipenuhi karena ketika ada kantong darah, ya langsung didistribusikan,” terang dia.
Dalam penyelenggaraan donor darah, seperti yang dilakukan AIS, Uke memastikan dalam proses pengambilan darah tetap memenuhi aspek protokol kesehatan. Di luar acara donor darah dari instansi atau komunitas, layanan untuk pendonor terbuka selama 24 jam.
“Tips yang bisa kami berikan, sebelum donor darah harus cukup istirahat, minum air putih yang banyak,” kata dia.