Soal Sekolah Tatap Muka di Kabupaten Bandung, Ini Kata Disdik

Soal Sekolah Tatap Muka PTM Tebatas di Kabupaten Bandung, Ini Kata Disdik
Ilustrasi foto aktivitas sejumlah siswa di Kabupaten Bandung.

Disdik Kabupaten Bandung menargetkan sekolah tatap muka bisa berlangsung setelah guru-guru menjalani Vaksinasi Covid-19

RADARBANDUNG.id, SOREANG – Pemprov Jabar mengizinkan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah dimulai Juli 2021. Syaratnya semua guru sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 tahap pertama dan kedua.

Demikian halnya dengan rencana pelaksanaan sekolah tatap muka di Kabupaten Bandung.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung, Juhana mengungkapkan pihaknya menargetkan sekolah tatap muka bisa berlangsung usai guru-guru menjalani Vaksinasi Covid-19 ditambah jeda waktu.

Menurut Juhana, vaksinasi sebagai langkah penting, sebab secara medis dianggap seseorang yang telah divaksin punya imun yang bagus, sehingga tidak rawan saat harus menjalani pembelajaran langsung.

“Penyesuaian secara bertahap, misalnya (kapasitas kelas) 25 persen dulu, 50 persen, dan seterusnya, ada pengurangan jumlah siswa dan jumlah jam (belajar) nya, tahap pertama itu mungkin dua hari atau tiga hari, jadi ada juga kombinasi antara daring dengan luring,” kata Juhana via ponsel.

Sementara itu, terkait pembelajaran daring, Juhana mengakui, sistem pembelajaran daring membuat ratusan siswa lost kontak atau tidak bisa mengikuti pembelajaran secara intens.

“Bukan angka putus sekolah, tapi yang ada angka lost kontak, yaitu yang tidak terjangkau sinyal dan tidak punya android itu sekitar 4 persen dari total siswa,” ujar.

“Kalau SD dan TK tidak masalah, kan intens ada guru kunjung. Kadang-kadang anak yang dekat sekolah, bisa masuk sekolah, secara individu, menyerahkan tugas, mengambil tugas, ada kan disebut pos pelayanan konsultasi BDR. Sementara yang tidak bisa datang ke sekolah itu cuman ada sekitar empat persen dari jumlah seluruh siswa, ya sekitar dibawah 500 orang,” lanjutnya.

Selain ditemukan siswa yang lost kontak, Juhana juga mengaku bahwa ada siswa yang dibawa bekerja oleh saudaranya. Kata Juhana, anak SMP dan itu jumlahnya ada beberapa.

Baca Juga: Jabar Mulai Sekolah Tatap Muka Setelah Guru Divaksin Covid-19

“Ketika dikunjungi oleh guru, ternyata dibawa kerja oleh saudaranya. Jadi guru kan tidak bisa mengunjungi setiap hari, jadi dianggapnya belajar tidak serius, karena dia tidak ada sinyal dan tidak punya android, sehingga ada yang dibawa kerja,” tutur Juhana.

Juhana mengaku hanya bisa mengetahui ada tidaknya siswa yang putus sekolah saat akhir tahun pelajaran. Jadi, untuk saat ini hanya bisa diketahui siswa yang lost kontak, karena keterbatasan yang membuat belajar mengajar jadi tidak intens.

Baca Juga: Begini Skenario Persiapan Sekolah Tatap Muka di Kota Bandung

“Sekarang PPKM, instruksi mendagri tegas belajar daring dan online, sehingga guru kunjung juga terbatas,” katanya.

Pihaknya juga tak menampik bahwa kondisi saat ini rawan akan terjadinya pernikahan dini, utamanya ditingkat sekolah menengah atas. Kalau di daerah, tingkat sekolah menengah pertama juga bisa mengalami pernikahan dibawah umur. Tapi untuk saat ini, Juhana mengaku belum mendapatkan laporan mengenai siswa yang menjalani pernikahan dini.

Baca Juga: Dapat Izin, Sekolah Tatap Muka di Jabar Dimulai Juli 2021

“Upaya Disdik dalam mencegah pernikahan dini, yaitu pertama meningkatkan frekuensi guru kunjung. Kemudian  juga disiapkan program yang disebut dengan matrikulasi yaitu menginventarisir kompetensi pada mata pelajaran tertentu yang memang anak ketinggalan, dan juga ada remedial,” paparnya.

“Kalau ada waktu maka remedial, tapi kalau tidak terkejar oleh remedial maka matrikulasi. Kemudian kalau dia penguasaan kurikulumnya lewat 50 persen, dinaikkan kelas saja, tapi dia punya hutang, kalau tidak naik kelas kan bermasalah juga,” sambungnya. “Kurikulum disederhanakan, alat evaluasi disederhanakan,” tegasnya.

(fik)

Editor : Ali Yusuf

#



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kabupaten Bandung


Iklan RB Display D