RADARBANDUNG.id, CIWIDEY – Meski ujian nasional ditiadakan karena pandemi Covid-19, namun ribuan warga belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) se-Kabupaten Bandung tetap mengikuti Ujian Pendidikan Kesetaraan (UPK) sebagai salah satu sarana menentukan kelulusan.
Ketua Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FK-PKBM) Kabupaten Bandung, Furqon Nulhakim mengatakan bahwa pelaksanaan UPK di PKBM se-Kabupaten Bandung dilakukan secara parsial dan hal itu sesuai petunjuk kementerian.
“Sehubungan adanya pandemi Covid-19, pelaksanaan ujian dilakukan dengan berbagai metode, ada yang menggunakan metode daring (online), luring, penugasan dan ada juga portofolio. Jadi disesuaikan kondisi satuan pendidikan,” ujar Furqon saat wawancara di Ciwidey, kemarin.
Jadi meskipun pemerintah meniadakan ujian nasional, PKBM se-Kabupaten Bandung tetap memiliki cara yang inovatif untuk mengukur kemampuan warga belajarnya dan untuk menjaga marwah kewibawaan lembaga itu sendiri.
Baca Juga: Karang Taruna KBB Fasilitasi Ujian Kesetaraan bagi Kader, Gratis!
“Jangan sampai ada kata “teu ujian ge lulus (enggak ujian juga bisa lulus)”. Itu yang kami jaga, dengan demikian kami selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung khususnya kasi dikmas. Intinya, semua PKBM siap melaksanakan UPK yang di sesuaikan dengan kondisi di satuan pendidikan masing-masing,” tutur Furqon.
Adapun untuk jumlah warga belajar yang akan mengikuti UPK di Kabupaten Bandung untuk siswa paket A atau setara SD sebanyak 212 orang, siswa paket B atau setara SMP 1.971 orang dan siswa paket C atau setara SMA sebanyak 4.792 orang. Semua siswa tersebar di 76 PKBM.
Baca Juga: UN dan Ujian Kesetaraan Ditiadakan, Ini Syarat Kelulusan Peserta Didik
“Jumat, Sabtu, Minggu (19-21 Maret 2021) itu ujian pendidikan kesetaraan. Dilakukan di PKBM masing-masing, kan kelulusan tidak berdasarkan kepada ujian nasional, karena ditiadakan maka diserahkan kepada PKBM ,” jelas Furqon.
Furqon mengungkapkan bahwa ada PKBM yang terpaksa melaksanakan UPK melalui metode luar jaringan (luring), yaitu PKBM Attarbiyah di Desa Pinggirsari Kecamatan Arjasari.
Hal tersebut dikarenakan lokasi PKBM Attarbiyah yang berada di daerah pinggiran sehingga kurang terjangkau sinyal atau internet. Ditambah lagi, tidak semua warga belajar memiliki gadget.
(fik)