RADARBANDUNG.id, PURWAKARTA – Berlangsung di tengah pandemik Covid-19, Super Music tak kehabisan akal dalam menghibur penggemar setianya. Setelah memuaskan para Metal Head dengan program ‘Wave Djava Virtual Concert’, Super Music bersama Hellprint kembali menggelar program baru.
Dalam judul ‘Reunited Moment’, program ini berupaya mencari talenta-talenta baru di industri musik hardcore Indonesia.
Beda dari program sebelumnya, Reunited Moment menampilkan grup band daerah yang sudah disaring lebih dulu. Pada penayangannya, 13 grup band dari 13 kota kabupaten Jawa Barat akan tampil di panggung besar beserta sesi talkshow bersama ambassador.
Perwakilan Hellprint Official Dany Taufik Kurniawan atau Kajul menuturkan, semula program ini sudah pernah berjalan di sejumlah daerah di Jabar, Tangerang, Banten, dan DKI Jakarta. Kali ini, dengan format yang lebih anyar Reunited Moment kembali membawa angin segar.
“Konsep Reunited Moment ini kami buat konsep seperti reuni juga. Jadi saya bikin event yang personelnya sudah keluar, kemudian kita kolaborasikan, seperti Marjinal x Jason Ranti,” kata Kajul di Purwakarta, Kamis (18/3).
Menurut Kajul, program ini coba merangkul musisi lokal yang punya potensi luar biasa. Talenta-talenta baru ini diharapkan bisa meramaikan dan jadi regenerasi musisi hardcore tanah air.
“Di daerah punya karakter lebih kuat, karena mereka membawa sisi kedaerahannya juga. Saya lebih senang sih. Selain itu dari segi potensi juga saya penginnya lebih ke daerah luar Bandung, karena di Bandung sudah biasa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kajul mengungkapkan, kepopuleran musisi daerah bahkan jauh lebih cepat dibanding biasanya. Terkadang mereka melakukan tour musik sendiri sampai ke luar negeri, pendengarnya pun sudah tersebar hingga mancanegara.
“Dari luar Bandung banyaknya melakukan sendiri tour luar negeri, tidak sponsor karena ketidaktahuan,” ungkapnya.
Sementara itu, Perwakilan Supermusic Tries Pondang mengatakan kepedulian terhadap potensi musisi lokal menjadi dasar lahirnya program ‘Supermusic Reunited Moment’.
Maka dari itu, pencarian musisi lokal berpotensi digencarkan guna menemukan sebongkah berlian.
Apalagi kehadiran ambassador, di sini adalah musisi-musisi yang sudah berkiprah sampai ke mancanegara bisa memberikan semangat dan referensi peserta dalam bermusik.
“Kami ada kepedulian, bukan hanya berbicara teman-teman yang ada di Bandung saja, tapi juga peduli dengan teman-teman yang ada di daerah. Supermusic berharap dengan program ini bisa memunculkan generasi penerus dengan rasa peduli, tapi juga kepentingan,” tutur Tries.
Digelar secara daring, ambassador yang siap ramaikan program Reunited Moment adalah Eben BKHC, Phool RA, Mike ‘Marjinal’, Bobby ‘Marjinal’, Bengbeng ‘PAS Band’, Trizno ‘PAS Band’, Gorust ‘Hellcrust’, Aska ‘Rocket Rockers’, Agung ‘Hellfrog’, Putra Ramadhan, dan Kajul ‘Hellprint’.
Pada rangkaian ini, Supermusic x Hellprint menggandeng AGC Music School yang merupakan salah satu sekolah musik di Kota Bandung yang berisikan tutor yang sudah tidak asing di kalangan pecinta musik keras.
Beberapa nama seperti Agung ‘Hellfrog’, Hinhin ‘Akew’, Gan Gan, dan Putra Ramadhan siap berbagi pengalaman dengan para peserta.
Sebagai salah satu grup band hardcore papan atas, Burgerkill pastinya tak lagi diragukan kemampuannya. Berangkat dari banyaknya pengalaman yang sudah dirasakan, musisi asal Bandung ini turut menebar ilmu kepada para peserta.
Salah seorang personel Burgerkill Agung mengungkapkan, ketika merintis karir di tahun 90an, Burgerkill memulainya dengan cukup sulit. Apalagi mereka membawakan genre musik keras yang masih jarang di telinga pendengar.
“Saat itu orang beranggapan musik ini apaan. Cukup sulit kami mengenalkan musik ekstrim di waktu itu, jangankan ke orangtua, teman-teman sekitar saja susah,” kata Agung.
Kendati demikian, Burgerkill tak patah semangat. Lambat laun mereka akhirnya bisa membawakan genre musik keras, bahkan penggemarnya kini sudah sampai ke luar negeri.
Agung menambahkan, pada sesi talkshow dan jamming ‘Reunited Moment’, Burgerkill akan menyampaikan kesulitan-kesulitan apa saja yang kerap dialami mereka ketika manggung.
“Kita sharing hal-hal yang sederhana. Ya seperti apa yang akan terjadi di atas panggung atau studio rekaman, kemudian hal-hal yang perlu disiapkan ketika mau perform. Hal sederhananya seperti kalau di panggung alatnya tiba-tiba mati harus seperti apa,” tandasnya.
(fid)