Dangdut Koplo Remix dan Melayu Diprediksi Jadi Tren 2021

Dangdut Koplo Remix dan Melayu Diprediksi Jadi Tren 2021

Tahun ini penikmat musik akan lebih beragam dari mendengarkan musik, genre dangdut koplo remix dan melayu akan kembali populer

RADARBANDUNG.id – GELIAT musik Indonesia terus bergairah meski pandemi Covid-19 tak kunjung usai. Hadirnya berbagai platform musik digital menjadi salah satu pemicu musisi untuk terus berkarya.

Selain melahirkan karya sendiri, peluang berkolaborasi juga terus terbuka. Tak hanya itu, keragaman genre yang disajikan membuat pendengar memiliki banyak pilihan.

Head of Marketing & Communications Joox Indonesia Yuanita Agata, mengatakan pada 2021 industri musik Indonesia akan terus tumbuh.

Berkomitmen menjadi rumah bagi pemusik lokal, Joox berupaya terus menambah katalog genre yang lebih beragam.

Yuanita mengungkapkan, tahun ini penikmat musik akan lebih beragam dari mendengarkan musik. Ia melihat genre dangdut koplo remix dan melayu akan kembali populer.

Selain itu, peningkatan konsumsi menonton film dan serial juga berdampak pada kepopuleran original soundtrack, terutama serial drama Korea.

“Sebagai platform digital musik, Joox tidak akan menutup diri untuk genre-genre baru. Kami menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengguna. Jadi, kamu akan terus melengkapi katalog dengan berbagai genre musik,” tutur Yuanita pada konferensi pers virtual ‘Kata Hati Jagoan Lokal’, belum lama ini.

Selain itu, meski virtual, interaksi antar musisi dan penggemar akan tetap terjadi. Maka, bukan tidak mungkin kini musisi luar Pulau Jawa bisa berkembang melalui platform digital musik.

Kata Yuanita, selama ini musisi luar Pulau Jawa sulit menjangkau pendengar karena jarak, dengan virtual mimpi untuk meraih pendengar bisa lebih luas untuk terwujud.

Sepanjang 2020, Joox telah memberikan wadah kepada para musisi dari berbagai daerah untuk mereka merilis karyanya. Dalam program ‘Jagoan Lokal’, para musisi ini adalah .Feast. dari Jakarta, The Panturas dari Bandung.

Sal Priadi dari Malang, Noesstress dari Bali, FSTVLST dari Yogjakarta, Romantic Echoes dari Sumatera Utara, dan Kapal Udara dari Makassar.

“Selain dengan tujuh band tersebut, Joox juga berkolaborasi dengan musisi lain dalam program Vokal Lokal untuk merilis lagu-lagu eksklusif,” jelas Yuanita.

Salah satu band yang masuk dalam program Jagoan Lokal adalah .Feast. Band asal Jakarta yang terbentuk 2013 ini merasakan perubahan strategi untuk memasarkan karya.

Vokalis Baskara mengungkapkan, .Feast. mulai aktif nge-band sebelum era internet seperti sekarang. Untuk memperkenalkan karya, mereka sering tampil di gigs komunitas dan bar-bar kecil.

“Ketika akhirnya karya .Feast. bisa masuk ke platform musik digital, ternyata tantangannya juga banyak. Salah satunya banyak band bagus, jadi kami cukup tahu diri. Akan tetapi, hadirnya platform musik digital memang sangat membantu untuk memperkenalkan dan memasarkan karya kami,” ujar Baskara.

Lebih lanjut, Baskara dan teman-teman tidak menyangka musik mereka bisa diterima pendengar secara cepat. Bukan cuma itu, mereka bahkan bisa menjangkau pendengar dari luar Pulau Jawa. Bagi . Feast. yang terpenting saat ini adalah konsisten berkarya dan harus terus membangun jejaring.

Senada dengan . Feast., penyanyi dangdut Tasya Rosmala juga mengapresiasi kehadiran platform musik digital yang membantunya berkembang.

Apalagi, Joox kini memiliki program Orkes Musik Dangdut yang berkolaborasi dengan sejumlah musisi dangdut lainnya.

“Saat ini perkembangan musik dangdut di Indonesia sangat luar biasa. Banyak penyanyi dangdut dari generasi muda yang lahir dan turut meramaikan industri musik Indonesia. Dengan adanya platform musik digital, kami para penyanyi dangdut bisa tersenyum berkarya,” ungkap Tasya yang merilis single ‘Dudu Jodhomu’ bersama Joox.

(fid)

Editor : Ali Yusuf

#



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Lifestyle


Iklan RB Display D