RADARBANDUNG.id, NGAMPRAH – Empat kecamatan di wilayah Kab. Bandung Barat (KBB) terancam dampak gempa patahan sesar Lembang.
Setidaknya jalur patahan tersebut membentang sepanjang 29 km. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, keempat kecamatan itu Lembang, Parongpong, Cisarua dan Padalarang.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KBB, Duddy Prabowo mengungkapkan, sebelumnya pada tahun 2011 lalu pernah terjadi gempa yang mengakibatkan kerusakan pada Kampung Muril, Kecamatan Cisarua.
“Kami dari BPBD sudah menyusun Rencana Kontijensi (Rekon) khususnya pada 4 kecamatan yang langsung terlintasi patahan sesar Lembang,” katanya kepada Radarbandung.id Senin (25/1/2021).
Menurut Duddy, pada kawasan yang rentan terdampak gempa patahan sesar Lembang pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait tindakan masyarakat jika bencana terjadi.
“Dalam skenarionya dalam penanganan tersebut kita melibatkan personil TNI/Polri ketika masyarakat menyelamatkan diri nanti sudah ada titik (evakuasi) kemana mereka harus relokasi,” ucapnya.
Duddy menyebut, BNPB Pusat turut memberikan bantuan pemasangan rambu-rambu peringatan bencana pada sejumlah kawasan yang terancam bencana sesar Lembang.
“Sudah ada beberapa titik yang sudah terpasang yakni tebing keraton kemudian deket Sesko AU dan Sespim Polri,” ungkapnya.
Ia pun mengimbau, masyarakat untuk tidak membangun bangunan pada kawasan yang terancam gempa dengan kekuatan mencapai 6 sampai 7 magnitudo itu.
“Karena ini potensi lebih kepada pergerakan gempa akibat sesar lembang. Karena itu, saya berharap masyarakat tetap tenang dan tidak mudah termakan isu hoaks,” tandasnya.
Sebelumnya, BMKG mencatat sejak 1-22 Januari 2021 pada wilayah Indonesia telah terjadi gempa sebanyak 59 kali.
Deputi bidang Geofisika Muhammad Sadly mengatakan, jumlah tersebut tergolong tinggi dan hampir tiap hari terjadi gempa.
Baca Juga: Wilayah Bandung Raya Diguncang Gempa
Hasil monitoring BMKG, sejak awal Januari 2021 aktivitas kegempaan tengah mengalami peningkatan.
“Jika kita ingin mewaspadai titik-titik rawan bencana gempa dapat didasarkan pada kawasan yang diduga menjadi seismic gap, yaitu zona gempa potensial tetapi sudah sangat lama tidak terjadi gempa yang patut diwaspadai,” kata Sadly dalam keterangannya, Minggu (24/1/2021).
Baca Juga: Aktivitas Gempa Meningkat pada Januari 2021, Simak Analisis BMKG Ini
Sadly menambahkan, kawasan seismic gap pada zona sumber gempa megathrust (tumbukan lempeng pada kedalaman dangkal) yaitu Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, Selat Sunda, Selatan Bali, Sulawesi Utara, Laut Maluku, Utara Papua, dan Laut Banda.
Sementara untuk wilayah seismic gap pada zona sumber gempa sesar (patahan) aktif adalah Sesar Lembang (Jabar) dan Sesar Matano (Sulteng), Sesar Sorong (Papua Barat), dan Sesar Segmen Aceh.
“Namun demikian sebaiknya selalu patut waspada untuk setiap sumber gempa yang ada karena gempa dapat terjadi kapan saja dan dapat terjadi tidak hanya di zona seismic gap saja,” ujar Sadly.
(kro)