RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan ekspor tepung kelapa kering atau dessicated coconut sebanyak 20 ton ke Arab Saudi.
Produk bahan baku serundeng tersebut banyak diminati negara luar sebagai produk olahan makanan ringan.
Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Hendy Jatnika mengatakan, tepung kelapa tersebut merupakan produk hasil olahan perkebunan kelapa rakyat di Jabar.
Salah satu petaninya di Kabupaten Bandung Barat bahkan telah mengekspor 150 ton parut kelapa kering ke berbagai negara senilai lebih dari US$250.000.
“Kelapa di Jabar hampir diusahakan seluruhnya walaupun ada beberapa perkebunan swasta. Kelapa rakyat bisa ditanam pada batas-batas kebun halaman rumah bahkan pematang sawah. Bila diolah bisa jadi nilai ekspor luar biasa,” ungkap Hendy saat melepas ekspor kelapa parut dan launching distribusi bantuan benih kopi Arabika Java Preanger di Gedung Sate Bandung, Selasa (8/12/2020).
Selain kelapa parut kering, ia mengatakan, ekspor lainnya yang juga dilakukan dari olahan kelapa adalah briket arang kelapa.
Ia menyebut kelapa adalah komoditas yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk olahan yang menguntungkan.
“Yang lebih besar adalah briket arang kelapa, pabriknya di Cikopo. Ekspornya nanti akan launching di Hari Perkebunan tingkat nasional di Serpong,” ungkapnya.
“Kelapa adalah komoditas luar biasa, mulai dari daun sampai airnya bisa dimanfaatkan. Jadi sapulidi, ketupat, nata de coco dan sebagainya,” lanjutnya.
Selain itu, dalam acara tersebut juga dilaksanakan launching distribusi bantuan benih kopi Arabika Java Preanger sebanyak 4.250.000 pohon. Sebanyak 3.000.000 di antaranya berasal dari APBD Jawa Barat.