RADARBANDUNG.id, BALEENDAH – Kabupaten Bandung menjadi salah satu daerah dari 8 kota/kab Jabar yang menggelar Pilkada 2020. Salah satu yang harus diperhatikan kerawanan TPS (tempat pemungutan suara).
Ketua KPU Jabar, Rifqi Ali Mubarok katakan, potensi kerawanan TPS Pilkada Kabupaten Bandung terbagi dalam tiga kerawanan.
Yaitu TPS rawan bencana seperti banjir. TPS rawan penularan Covid-19 yaitu TPS pada daerah zona merah dan ketiga TPS rawan konflik.
“Semuanya ada di Kabupaten Bandung,” ujar Rifqi usai Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara TPS 109 Kec. Baleendah, Sabtu (21/11/2020).
Salah satu upaya mengantisipasi kerawanan itu, terutama untuk mencegah kluster Covid-19, KPU Kab. Bandung menggelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara. Sehingga harapannya bisa diketahui hal-hal apa saja yang perlu perbaikan.
Rifqi ungkapkan, salah satu yang jadi catatan ke depannya, setiap TPS harus ada rambu protokol kesehatan, dan harus pembatas antar pemilih, sehingga bisa mencegah kerumunan.
“Walaupun sudah ada pemberitahuan waktu kedatangan, kelihatannya masyarakat tidak memperhatikan waktu kedatangan. Jadi, tidak menutup kemungkinan nanti 9 Desember pemilih datang pada waktu bersamaan,” tutur Rifqi.
Rifqi juga mengungkapkan akan sediakan bilik khusus bagi pemilih dengan suhu tubuh di atas 37,3 derajat dan merujuk ke puskesmas untuk mengetahui reaktif atau non reaktif.
“Kabupaten Bandung kan masuk zona merah, berarti protokol kesehatannya harus ketat. TPS kita tidak semuanya terbuka, pasti ada yang di kelas. Kalau ruang terbuka kan sirkulasi udara baik, dianjurkan memang ruang terbuka,” katanya.
Baca Juga: 51 Lembar Surat Suara Pilbup Bandung 2020 Rusak
Ketua KPU Kab. Bandung, Agus Baroya memastikan tidak ada penundaan gelaran Pilkada, meskipun Kab. Bandung Zona Merah Covid 19. Agus katakan, yang ada hanya pengetatan prosedur.
Para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) akan lebih aktif dalam memperingatkan pemilih untuk tak berkerumun.
Baca Juga: Debat Kedua Paslon Bupati Bandung, Cawabup Disorot
“Misalnya saat antre atau misalnya saat penghitungan yang menjadi titik rawan kumpul karena orang ingin lihat, nanti kita harapkan tidak usah nunggu karena sudah ada saksi, nanti kita tekankan saksi,” tuturnya.
“Jadi, daripada masyarakat kumpul kemudian berkerumun, percayakan kepada saksi untuk mengikuti prosesi perhitungan,” lanjutnya.
Baca Juga: Debat Publik, Ini Visi Misi 3 Paslon Bupati Bandung
Melalui simulasi pemungutan dan penghitungan suara (P2S), Agus berharap bisa mengukur kesiapan KPU Kab. Bandung melakukan P2S, khususnya saat pandemi Covid-19.
“Sehingga nanti dari kejadian-kejadian yang mungkin belum ideal saat simulasi ini akan menjadi catatan kita, untuk menjadi bekal kita bimtek kepada KPPS,” imbuhnya.
“Sehingga kesulitan-kesulitan atau kendala pada simulasi ini, akan menjadi bahan untuk diantisipasi oleh KPPS nanti pada hari H pada 9 Desember 2020,” tutupnya.
(fik)