RADARBANDUNG.id, SOREANG – Partai Golkar terus membekali materi para saksi TPS (tempat pemungutan suara) untuk paslon bupati dan wakil bupati Bandung, Kurnia Agustina (Nia) – Usman Sayogi.
Politisi Partai Golkar, Totong Syamsudin katakan, untuk Kec. Soreang, ada sekitar 200 saksi.
Nantinya, mereka akan menerima bekal pemahaman bahwa, saksi merupakan garda paling depan dalam timses untuk memenangkan paslon nomor urut 1 itu.
“Jadi tetap saksi harus mendapat bekal mempunyai inovasi, juga meraih suara lingkungannya sendiri, pada TPS mereka sendiri,” ujarnya di GOR Nen’sy Lembur Tegal, Desa Soreang, Sabtu (21/11).
“Bahwa dengan adanya saksi mudah-mudahan saksi itu sendiri mampu meraup suara untuk pasangan Nu Pasti Sabilulungan,” sambungnya.
Totong katakan, tugas seorang saksi tak hanya menjaga suara TPS, tapi juga mendapat pembekalan teknis.
Seperti cara pembuatan berita acara dan menjaga konstituen agar tetap memilih paslon yang mereka usung.
“Mereka harus mampu mengajak dan meyakinkan konstituen yang akan memilih, antaranya hal-hal itu dan masih banyak sekali teknisnya yang nanti akan diarahkan,” lanjutnya.
Untuk proses perekrutan saksi, semua pada tingkat pengurus desa (PD) dan kecamatan (PK).
Sebab merekalah yang paling mengetahui situasi lingkungannya dan siapa saja yang layak menjadi saksi.
Ketua Tim Pemenangan NU Pasti Sabilulungan, Cecep Suhendar mengungkapkan, pembekalan saksi sepekan terakhir secara serempak pada semua daerah pemilihan.
Seluruh saksi, ada sekitar 13.000 orang pada 6.872 TPS. Artinya, setiap TPS akan ada dua saksi.
“Selain saksi tiap TPS akan ada saksi cadangan sebagai antisipasi jika ada saksi yang tidak bisa bertugas pada hari H, selain itu ada juga pemantau tingkat desa dan kecamatan yang akan mengontrol kinerja para saksi tersebut,” tuturnya.
“ Jadi nanti para pemantau, itulah yang akan berkoordinasi saat di lapangan, jika ada saksi yang tidak bisa hadir akan langsung mengganti dengan saksi cadangan,” tambahnya.
Untuk kegiatan pembekalan saksi, Cecep menuturkan, setiap kecamatan dua sesi, pagi dan siang, sebagai bagian langkah pencegahan kerumunan masa pendemi Covid-19.
“Jadi per sesi itu tidak lebih dari 50-70 orang saja dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Dalam perekrutannya, Cecep menyebut untuk saksi ada kriteria, antaranya batas usianya 18-35 tahun.
Mereka juga harus paham IT, pasalnya pada pelaporan hasil penghitungan suara nanti memakai aplikasi saksi pada HP android.
“Kriteria itu mutlak. Kami pun menerapkan standar saksi ini sesuai Badan Saksi Nasional (BSN) yang sudah sah dan terbentuk sehingga saksi ini merupakan lembaga yang permanen,” ujarnya.
“Setiap perhelatan pesta demokrasi maka saksi ini akan terus menjadi orang pada satu TPS, tidak bongkar pasang,” jelasnya.
Baca Juga: Ketika Usman Sayogi, Wakil Nia di Pilbup Bandung “Mesra” dengan Suami Yena Masoem
Materi untuk para saksi antaranya penggalangan, setiap saksi harus bisa menggalang massa untuk raihan suara Nia – Usman Sayogi pada tiap TPS tempat bertugas, dengan target minimal raihan suara 51 persen.
Materi kedua, sesuai PKPU, saksi harus menguasai apa yang harus mereka lakukan, mulai sejak masuk pukul 7 pagi pembukaan TPS, pemungutan suara, dan penghitungan suara.
Baca Juga: Ini Curhatan Buruh Perempuan di Kab. Bandung ke Yena Masoem
“Materi ketiga pelaporan, hasil dari pemungutan suara, tercatat dan kirim melalui aplikasi saksi. Mereka harus menguasai IT dan sebagai bagian dari cost politik, seluruh biaya transportasi dan operasional selama mereka bertugas itu akan kami tanggung,” pungkasnya.
Sementara itu, pengurus Partai Golkar Desa Soreang, Jajang Muhtar (57) mengaku ingin menjadi bagian dari saksi sejarah perubahan Kabupaten Bandung.
Baca Juga: Kawal Kemenangan Nia-Usman, Golkar Rekrut Saksi TPS dari Kader Milenial
Pada usianya yang sudah tidak muda lagi, ia masih bersemangat merekrut milenial wilayahnya untuk menjadi saksi bagi pasangan NU Pasti Sabilulungan.
Jajang menuturkan perekrutan saksi melalui undangan kepada para kader Partai Golkar tingkat desa, kemudian melakukan seleksi, hanya kaum milenialnya saja yang direkrut.
Baca Juga: KH Sofyan Yahya Dukung Paslon Bedas
Baginya, saksi TPS itu sangat penting demi kelancaran pelaksanaan Pilbup Bandung 2020 dan meminimalisir kecurangan pada proses pemungutan suara dan penghitungan suara.
“Penting sekali ya, buat kelancaran Pilkada, buat kelancaran paslon kita, ya harus ada saksi,” ujar Jajang.
Baca Juga: Program Cabup Kurnia Agustina bagi Penyandang Disabilitas di Kab. Bandung
Pria yang mengaku sudah tiga kali terjun langsung pada proses Pilbup Bandung itu merasa sangat bersemangat pada Pilbup Bandung tahun ini. Pasalnya calon Bupati yang diusung partainya tahun ini perempuan.
“Inilah bagian dari sejarah perubahan itu, dari dulu kan bupatinya laki-laki, nah sekarang ada perempuan yang maju jadi calon bupati,” tandasnya.
(fik)