“Sekuriti kampus Unisba kabarnya terkena pukulan. Selain itu, Unisba sempat menjadi sasaran tembakan gas air mata”
RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Aksi penolakan UU Cipta Kerja 6-8 Oktober di Bandung berbuntut panjang.
Sekuriti kampus Unisba kabarnya sempat terkena pukulan. Selain itu, kampus Unisba sempat menjadi sasaran tembakan gas air mata. Sejumlah saksi membenarkan insiden itu.
Seorang Staf Keamanan Unisba, Ismail Wefa menyampaikan, insiden terjadi Kamis (8/10) malam sekitar pukul 20.00 WIB.
-
Kericuhan sekitar kampus Unisba
Aksi demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang berlangsung depan DPRD Jabar berakhir ricuh. Sebagian mahasiswa yang terdesak berlarian hingga ke daerah Tamansari.
Saat itu, kata Ismail, kondisi sekitaran Tamansari, dari Jalan Ranggagading, polisi masih mengejar massa dan melepaskan tembakan gas air mata. Massa akhirnya lari ke arah kampus Unisba.
Kericuhan masih terjadi hingga Taman Toga tepat depan Fakultas Kedokteran Unisba dan Gedung Rektorat Unisba.
“Kita sayangkan gas air mata itu tidak hanya ke jalan, tapi juga mengarah ke gedung kampus. Buktinya banyak, kita amankan beberapa bukti selongsong, bekas pecahan kaca juga ada, dan lainnya,” katanya, Jumat (9/10).
Melihat peristiwa itu, ungkap Ismail, sekuriti Unisba mencoba mengingatkan aparat kepolisian itu merupakan area kampus, berharap tembakan gas air mata berhenti atau tak mengarah ke area kampus.
Namun, sejumlah polisi kemudian datang menghampiri, kemudian seorang polisi memukul sekuriti. Video kejadian itu ramai beredar pada media sosial.
“(Polisi) memukul juga petugas keamanan pada kampus. Pertanyaannya kan kenapa sampai dipukul? Karena mengingatkan ini sudah wilayah kampus loh, dan jangan juga ke kampus juga tembakan itu. Intinya jangan berlebihan,” ungkapnya.
“Dalam video yang beredar sebenarnya masih ada lanjutannya, setelah mukul itu berlanjut sebetulnya. Polisi itu naik mengejar yang sedang merekam, Pak Adi, orang tata laksana. Pegawai Unisba, ia lari ke basement gedung dua, gedung kedokteran. Hp-nya ia tinggal, memang ada rekamannya tapi memang tidak jelas mungkin karena takut juga,” katanya.
“Masuklah ke sini (dalam area rektorat) ada yang ngejar segala macam, polisi balik lagi, yang loncat (gerbang) itu tidak hanya satu orang ada empat sampai tiga lah,” imbuh Ismail.
Sebelumnya penembakan gas air mata juga sempat terjadi Rabu (7/10) malam sekira pukul 21.30 WIB. (Baca: Pecah Kerumunan Massa di Sekitar Kampus Unisba-Unpas, Polisi Tembakan Gas Air Mata).
-
Reaksi Rektor Unisba
Rektor Unisba, Prof. Edi Setiadi menyikapi kejadian ini dengan melayangkan surat atau laporan pengaduan bernomor 595/K.08/REK-K/X/2020 tertanggal 8 Oktober kepada Polda Jabar.
Dalam surat itu, Edi meminta Polda Jabar dan Polrestabes Bandung mampu mengendalikan anak buahnya.
“Dengan kejadian tersebut, kami memohon Polri untuk mengendalikan anggotanya agar tidak bertindak berlebihan ke area kampus karena itu fasilitas perkuliahan yang bertujuan mencerdaskan bangsa,” tulisnya.
Melalui surat itu, Edi membenarkan telah terjadi penembakan gas air mata ke arah kampus.
Ia menerangkan, ada anggota polisi yang menembakan gas air mata ke dalam kampus, bahkan terdengar ledakan yang mengarah ke kampus Unisba yang memecahkan kaca pos penjagaan Unisba.
“Kami pun memohon agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali, karena kami pun mengetahui tugas dan fungsi kepolisian, terutama tugas mengayomi dan melindungi masyarakat,” tegasnya.
-
Polrestabes Bandung membantah
Radar Bandung telah mencoba meminta keterangan Kabidhumas Polda Jabar, namun hingga berita ini ditulis kemarin, belum memperoleh jawaban.
Baca Juga: Polisi Amankan Anak SD dalam Aksi Unjuk Rasa Cipta Kerja di Bandung
Sementara itu, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya mengatakan, tidak ada penyerangan ke kampus. Namun, massa menuju ke area kampus, maka petugas kepolisian mencoba melakukan pengamanan terhadap massa.
Baca Juga: Kericuhan Pecah, 138 Mahasiswa di Bandung Terluka Usai Demo Penolakan UU Cipta Kerja
“Tidak ada penyerangan ke kampus, yang jelas kita itu melewati kampus karena mereka berkumpul depan kampus. Kita menjaga keamanan, baik dalam kampus ataupun luar kampus. Adapun seperti itu, maka mereka (oknum massa aksi) yang ingin membuat situasi seolah petugas yang menyerang kampus,” jelasnya.
Baca Juga: Kericuhan Pecah di Gedung Sate!
“Jadi kami sampaikan, bahwa ada massa di luar mahasiswa ataupun buruh, sehingga ada situasi seperti ini seakan polisi yang seperti ini padahal itu bikin keruh saja,” pungkasnya.
(muh/radarbandung)