RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Beberapa penyandang disabilitas daksa berkumpul membentuk kelompok musik.
Bukan sekedar mendamba ketenaran atau sebatas melagu, tapi berharap dapat merambat lewat musik untuk berbagi kisah hidup, menyapa dan melipur lara sesama disabilitas.
Berupaya menyulam trauma dan minder menjadi harapan, juga penghargaan diri.
Yusuf memegang mic, melantunkan lagu berjudul Luka Karenamu, di Studio Musik Santana yang berada di lantai 2 ruko Segitiga Mas di kawasan Kosambi, Kota Bandung, Selasa (22/9).
Sore itu, dalam sesi latihan, Yusuf membawakan karya asli D’Kapal akronim dari Difabel Kaki Palsu, band yang mereka bentuk pada pertengahan Juli lalu.
“Kau telah campakan diriku. Di saat lalu kau masih bersamaku. Kau telah pergi meninggalkan, harus ke mana aku mencari. Sudah cukup di sini, mungkin tak bisa bersama lagi. Ku do’akan kau bahagia,” demikian penggalan lagu tersebut.
Menurut Manajer Band D’Kapal sekaligus pencipta lagu, Dadan, lagu tersebut didasarkan dari kisah-kisah yang kerap ia dengar dari kawan disabilitas lain, yang harus rela ditinggal istri setelah kehilangan anggota tubuhnya.
Dadan sendiri, telah kehilangan kaki kanannya dalam sebuah kecelakaan.
Ia ditabrak sebuah mobil saat ia berjalan tengah malam di bilangan Soekarno-Hatta, 23 tahun silam.
Dadan masih mengingat persis waktu kejadian.
“Saya kecelakaan, ditabrak mobil, di Jalan Sukarno-Hatta, tanggal 12, bulan Juli tahun 1997. Hari Sabtu, pukul setengah 12 malam. Baru nikah lima bulan,” kenang Dadan saat dijumpai Radar Bandung.
Menurut Dadan, pengalaman ditinggal istri bukan hanya milik satu orang. Sejauh pengetahuannya, tak sedikit para disabilitas daksa yang kemudian ditinggal istri.
Dadan tak memungkiri, itu adalah pengalaman sedih yang tak mudah untuk diterima. “Setelah kehilangan kaki, kehilangan pacar atau bahkan istri,” katanya.
Membuat lagu, akhirnya menjadi cara berbagi kisah hidup. Bukan untuk menjual kesedihan, tapi menyapa para pendengar disabilitas lain yang senasib.
Lalu percaya bahwa, lagu bisa jadi medium untuk saling menguatkan.
“Saya buka bengkel kaki palsu di daerah Cilengkrang. Di sana, saya bertemu dengan teman-teman. Awalnya, mereka membuat kaki palsu di tempat saya. Dari obrolan tercetuslah ide ini, membuat band,” katanya.
Baca Juga: Inspiratif! Siapa Sangka Abah Ii Pernah Ikut Operasi Militer
D’Kapal hingga kini telah memiliki 10 lagu. Kebanyakan, tema-tema yang diangkat adalah pengalaman khas para disabilitas.
Semua kawan disabilitas di D’Kapal adalah mereka yang mengalami musibah kecelakaan.