Nadiem mengaku senang bisa memberikan kemudahan kepada para peserta didik melalui pulsa gratis ini.
Namun, dia akan lebih meningkatkan lagi kinerja agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal selama pandemi.
“Alhamdulillah perjuangan kita sudah ada hasil nyata tahun ini, tapi saya tidak akan berhenti di sini, saya akan berjuang lebih lagi, tapi sampai sekarang janji saya bahwa pulsa untuk siswa dan mahasiswa Alhamdulillah tercapai,” jelas dia.
Nadiem pun berterima kasih kepada semua pihak yang telah merealisasikan subsidi pulsa ini, khususnya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang telah menyisihkan dana cadangan sebesar Rp 10 triliun dari APBN 2020.
“Ini berkat kerja keras tim Kemendikbud dan juga kerja keras kementerian lainnya yang berkoordinasi untuk mendapatkan ini, apresiasi untuk bu menkeu dan tim eselon 1 Kemenkeu yg telah bekerja keras untuk mengamankan anggaran ini dari dana cadangan kita,” demikian Nadiem.
FSGI berikan apresiasi
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim menyatakan apresiasinya atas relaksasi ini.
Pasalnya, hal ini merupakan satu satu jawaban daripada keluhan atas PJJ, yaitu kendala pulsa dan kuota.
“Saya apresiasi Kemendikbud untuk alokasi tersebut, akan mengurangi beban kuota bagi guru dan siswa selama PJJ. Tentu bentuk subsidi kuotanya langsung berupa kuota ke nomor hp guru, bukan berupa uang, tapi paket data,” jelas dia kepada JawaPos.com (induk Radarbandung), Kamis (27/8).
Ia pun memberikan tanggapan lainnya, yakni Kemendikbud juga perlu memperhatikan PJJ luar jaringan (luring). Pasalnya, saat ini belum ada format bantuan bagi para guru dan siswa yang menggunakan metode tersebut.
Baca Juga: Mendikbud Nadiem Bebaskan Guru dari Beban Kerja 24 Jam Tatap Muka
“Mestinya ini juga menjadi perhatian sebab persoalan PJJ selama ini yang dominan adalah PJJ luring. Kendala-kendala selama PJJ luring seperti masalah akses listrik, internet, kepemilikan gawai, sulitnya akses guru kunjung ke rumah siswa, yang notabene harus diintervensi oleh Kemendikbud (sebagai leading sector) bersama kementerian/lembaga (K/L) dan Pemda selama 5 bulan, belum nampak ada progres yang signifikan,” paparnya.