Sushi Unik Paduan Jepang & Sunda di Bandung
SUSHI, kudapan asal Jepang yang mendunia kerap jadi pilihan makan siang yang mengenyangkan.
Terbuat dari nasi Jepang yang dikepal dengan nori, sushi memiliki cita rasa yang unik dan lezat.
Kalau biasanya sushi terdiri atas varian ikan, bagaimana bila sushi hadir varian khas Sunda?
Dinamakan Sundanesse Sushi, menu unik ini jadi signature dari restoran Sushi No Mori di Jalan RE Martadinata. Kota Bandung.
Ada tujuh varian sushi Sunda yang tidak asing bagi warga Bandung, khususnya.
Sebab, menu-menu ini biasa ada di rumah makan Sunda yang kini dikreasikan dengan sajian khas Jepang.
Menu-menu itu di antaranya, sushi pencok leunca, sushi pencok kacang panjang, sushi ulukutek leunca, sushi genjer, sushi lotek, sushi ikan asin, dan sushi koneng (sushi nasi kuning).
Owner Sushi No Mori, Angga Nugraha Iswan menuturkan, sebagai penikmat sushi, sejak dulu dia mau mencoba menggabungkan keotentikan sushi dengan masakan Sunda yang identik dengan bumbunya yang kaya.
Dirilis di awal tahun, tim food and beverage (fnb) Sushi No Mori sempat trial and error beberapa kali sampai akhirnya menemukan racikan yang tepat dalam menggabungkan sushi dengan masakan Sunda.
“Ada 6 bulan kita percobaan apa ya yang cocok. Kalau namanya sushi itu yang penting jenis nasi dan norinya. Lalu saya lihat kalau fusion sushi itu udah banyak banget variannya dan akhirnya saya coba unsur Jepang dan Sunda digabung,” kata Angga saat dijumpai di Restoran Sushi No Mori, Jumat (21/8/2020).
Chef Agus Kuma yang meracik menu unik ini mengungkapkan, kesulitan dalam pembuatan sushi Sunda adalah membuat rasa otentik Jepang dan Sunda balance ketika disantap.
Maka, ada bumbu-bumbu khusus yang dia persiapkan sebelum membuatnya.
Satu porsi berisikan delapan potong sushi. Tampilannya begitu menarik dengan warna warni dari kondimen varian.
“Yang mencolok itu pasti bumbu dan kondimen pasti beda. Seperti kalau otentik sushi dari Jepang itu pakai mayonaise, di sini kita ganti pakai lotek atau karedoknya juga,” tutur Agus.
Ulukutek Leuca yang biasanya jadi sajian utama dari menu Sunda, kini jadi topping dari sushi berbentuk bulat yang menggoda.
Rasanya unik, percampuran rasa pedas dan rempah-rempah membuatnya seperti sedang makan kudapan Sunda tapi dengan porsi yang kecil.
Kemudian, kalau biasanya sushi dicocol dengan kuah soyu, khusus sushi Sunda, chef Agus menggantinya dengan sambal bawang yang menambah kelezatan dari makanan ini.
“Kuah dari ulukutek leunca, pencok leunca, dan pencok kacang panjang itu kan biasanya menyisakan air, itu kita jadikan cocolan juga untuk varian tiga sushi Sunda,” sambungnya.
Selain itu, Sushi No Mori juga menghadirkan minuman yang tak kalah unik, yaitu Matcha Peuyeum dan Mikuru Peuyeum.
Lagi-lagi makanan tradisional coba diangkat mereka dalam rangka menu khas Sunda.
Kata Agus, ia mencoba mengolah peyeum pada minuman yang menyegarkan.
“Kita pengen angkat peyeumnya aja. Coba pakai tape, setelah diolah ternyata paling pas itu peyeum,” sambung Agus.
Ragam varian sushi Sunda dan minuman peyeum dibanderol harga mulai Rp 36 ribu sampai Rp 50 ribu.
Sushi No Mori memiliki arti Hutan Sushi. Tidak heran, desain ala hitam diaplikasikan pada kafe ini.
Baca Juga: Nongkrong di Tempat Artistik Bernuansa Heritage Tahun 1930-an di Bandung, Coba ke Sini
Dedaunan menjuntai disimpan pada beberapa titik kafe. Dibuat melingkar, ruangan berlantai tiga ini tidak memiliki tangga.
Angga menggantinya dengan jalur lurus yang dibuat menanjak dan menurun.
(fid/radarbandung)