RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Teknik tie dye atau ikat celup untuk menciptakan motif yang unik pada sebuah bahan, rupanya kembali diminati pecinta fesyen.
Kegiatan #dirumahaja yang sempat dilakukan beberapa bulan belakangan, membuat brand fesyen membuat pakaian yang nyaman ketika diam di rumah, tidak lupa corak ikat celup jadi pemanisnya.
Saat di rumah, orang cenderung mengenakan pakaian yang nyaman dengan ukuran oversize.
Fesyen Motif Tie Dye Kembali Hits di Bandung
Penggunaan sleep wear kini meningkat ketimbang hari-hari biasanya. Sejumlah brand fesyen berlomba-lomba melaunching sleep wear dengan motif tie dye.
Motif tie dye sebenarnya bukan motif baru dalam industri fesyen Indonesia. Dikenal dengan nama batik jumputan, tie dye hadir dengan motif yang lebih acak dan perpaduan warna yang ciamik.
Biasa disebut ikat celup, motif ini kembali hits karena kreativitas orang-orang ketika diam di rumah.
Di Jepang dikenal dengan sebutan Shibori, sementara di India disebut Bandhani. Motif tie dye tidak selalu identik dengan gaya etnik.
Di Indonesia, corak ini banyak dipakai oleh para desainer untuk menciptakan koleksi busana untuk segala, dari kasual, sporty, hingga formal bahkan sebagai busana nasional yang resmi.
Ayunda Putri, desainer asal Bandung menuturkan, motif tie dye kembali diminati pelaku fesyen Indonesia karena kecenderungan pembeli yang ingin mengenakan pakaian colorful.
“Aku liatnya orang-orang senang pakai yang lucu-lucu dan bisa meningkatkan mood booster, tapi kebanyakan printing. Tapi kalau ini handcraft jadinya lebih kreatif,” kata Ayunda.
Ayu menambahkan, meski identik dengan pakaian rumah, sebenarnya motif tie dye bisa diaplikasikan di sejumlah item fesyen lainnya. Sekarang yang lagi digandrungi adalah motif tie dye diaplikasikan pada kemeja putih dengan corak yang berukuran medium.