Konser Plantasia Bottle Smoker: ”Dengarkan” Musik 90 Menit, Lombok Hijau jadi Matang

konser-plantasia-bottle-smoker-dengarkan-musik-90-menit-lombok-hijau-jadi-matang
Angkuy (kiri) dan Nobie saat Konser Palntasia di Bandung pada Sabtu (25/7).

Konser Plantasia Bottle Smoker: ”Dengarkan” Musik 90 Menit, Lombok Hijau jadi Matang

KONSER yang dihelat Sabtu (25/7) sungguh beda. Penontonnya bukan manusia. Tapi tanaman. Bahkan,aransemen yang dihadirkan pun khusus tanaman.

FARID S. MAULANA, Bandung, Jawa Pos

JANGANKAN diresapi, untuk didengarkan saja, repertoar yang dibuat Bottle Smoker bisa bikin pusing kepala manusia. Suara alam yang dipadukan dengan frekuensi audio 5 ribu hertz itu sama sekali tak nyaman di telinga.

Dua personel Bottle Smoker, Agung Suherman (Angkuy) dan Ryan Adzani (Nobie), bahkan harus menggunakan earplug agar bisa fokus memainkan ritme dalam berbagai peralatan musik elektronik di hadapan mereka.

Namun, suara musik nyeleneh yang berlangsung selama 90 menit itu justru bisa dinikmati tanaman.

Ya, tanaman. Sebab, duo musisi elektronik tersebut membuat Konser Plantasia hanya untuk tanaman. Tentu banyak orang akan mengernyitkan dahi, atau malah heran dengan ide yang diusung Bottle Smoker dalam konsernya itu.

Selain hanya dikhususkan tanaman, live streaming videonya pun tidak diperkenankan ditonton atau didengarkan manusia. Lalu, apa tujuan mereka menggelar konser tersebut?

Angkuy menuturkan, ide awal konser nyeleneh itu tak lain karena adanya pandemi corona. Bottle Smoker yang biasanya rutin tampil harus berhenti total. Baik on air maupun off air. Sebagai musisi yang punya banyak ide kreatif, hal tersebut coba didobrak.

”Kami langsung mikir, konsep apa ya yang bisa ditampilkan, tapi tetap tidak melanggar protokol kesehatan. Lalu, kami mikir, bagaimana kalau bikin konser, tapi bukan untuk manusia,” katanya, lantas tertawa. Ide itu langsung direspons timnya. Diskusi demi diskusi dijalani untuk menemukan formula efektif agar tetap berkarya nyata di masa pandemi.

Nah, dalam perjalanan menemukan formula itu, Angkuy dan Nobie melihat ada kebiasaan baru yang sedang booming di masyarakat selama pandemi korona. Ada lifestyle baru yang digandrungi anak muda.

”Ada bersepeda dan kebanyakan menanam tanaman di rumah, house plant. Itulah titik awal menemukan ide konser ini,” jelasnya. ”Ide untuk membuat konser yang penonton manusia diganti dengan penonton tanaman,” lanjutnya.

Ide itu langsung dieksplorasi. Angkuy dan Nobie mencoba mencari keterkaitan musik dengan tanaman. Eksplorasi berlanjut pada penemuan berbagai kajian ilmiah tentang hubungan tanaman dengan musik.

”Ternyata musik bisa memengaruhi pertumbuhan tanaman. Dari situ, kami mulai mempelajari apa saja karakter musiknya, lalu pola-polanya apa saja, dan lain-lain,” paparnya.

Tidak mudah, walau memainkan genre elektronik yang bisa punya keterkaitan dengan banyak genre musik. Memainkan instrumen khusus untuk tanaman ternyata jauh berbeda dengan apa yang selama ini disajikan dalam Bottle Smoker. Bahkan, karya-karya yang selama ini dipunyai band asal Bandung itu tidak bisa dimainkan lagi untuk ide tersebut.

”Kami murni membuat aransemen khusus. Semua baru, basic musiknya menyesuaikan kajian ilmiah yang kami gabungkan dengan peradaban Indonesia,” tegasnya.

Menurut kajian ilmiah soal hubungan musik dengan pertumbuhan tanaman, Bottle Smoker wajib memasukkan beragam unsur di dalamnya. Yang pertama genre musik klasik dengan pola-pola khusus. Lantas, wajib ada unsur string di dalamnya.

Editor : Ali Yusuf

#



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Lifestyle


Iklan RB Display D