PSBB Berakhir, Arus Kendaraan Melintas Kota Bandung Langsung Melonjak
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Sejak Kota Bandung memberlakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pada 27 Juni, kendaraan yang masuk ke Kota Bandung meningkat 50% – 80%.
Baca Juga: AKB Kota Bandung Berlaku 2 Pekan, Ini Ketentuan Ojek Online hingga Resepsi Pernikahan
Menurut Wakil Kepala Satuan Lalu Lintas (Wakasatlantas) Polrestabes Bandung AKP Galih Raditia, kenaikan ini masih jauh dari jumlah normal sebelum masa pandemi.
“Jadi kenaikan 50%-80% tersebut, dari jumlah saat PSBB. Saat PSBB jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bandung sekitar 157.889 per hari. Sedangkan saat AKB jumlah kendaraan mencapai 304.726,” papar Galih.
Baca Juga: Kebun Binatang Bandung Kembali Buka
Galih menerangkan, peningkatan arus lalulintas ini lantaran warga sudah tahu status PSBB di Kota Bandung dicabut dan banyak tempat wisata yang dibuka.
“Sementara ini, kita perhatikan kepadatan kendaraan merata di semua ruas jalan. Namun, diprediksi mereka melaju ke tempat-tempat hiburan. Karena kepadatan juga banyak terjadi di akhir pekan,” kata Galih.
Baca Juga: Orangtua Siswa Bingung PPDB di Kota Bandung, Jarak Zonasi Berubah, Anak Pun Terlempar
Karenanya, pihaknya bekerjasama dengan pihak Dishub Kota Bandung untuk melakukan penjagaan pagi siang dan malam untuk mengantisipasi kemacetan.
Selain itu, Polrestabes juga melakukan penutupan beberapa ruas jalan di Kota Bandung untuk mengurangi kerumunan. “Selama ini kita menutup sekitar 4 ruas jalan di malam hari. Dari pukul 21.00-06.00,” tegasnya.
Baca Juga: 20 Ribu Pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung Akan Mengalami Gangguan Distribusi Selama 60 Jam
Sekarang penutupan ruas jalan ditambah jadi 9 ruas jalan. Asia Afrika-Tamblong, Jl Naripan-Tamblong, Jl. IR H. Djuanda, Jl Merdeka, Jl. Diponegoro- Jl. Cimalaya, Jl. Purnawarman.
“Penutupan ini dilakukan malam hari dengan pertimbangan sudah tidak ada lagi kegiatan ekonomi di jam-jam tersebut. Sehingga, kami menganggap jika ada kerumunan itu mereka yang memang niatnya nongkrong,” tuturnya.
Dilakukannya penutupan jalan ini untuk menghindari konflik. Karena membubarkan kerumunan di malam hari dianggap lebih rawan konflik. Soal sampai kapan akan berlangsung, Galih mengatakan belum mengetahui pasti, karena akan sangat bergantung pada evaluasi perkembangan di lapangan.
(mur)