Kuliah Online Bikin Bingung Mahasiswa

Ilustrasi Perkuliahan/Jawapos.com

Kuliah Online Bikin Bingung Mahasiswa

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Memasuki era New Normal, kampus menjadi pihak yang turut menyiapkan skema tatanan baru untuk diterapkan di lingkungannya.

Baca Juga: Kemendikbud Siapkan Super Aplikasi Pendidikan yang Diklaim Lebih Canggih dari Gojek atau Tokopedia

Hanya saja, alih-alih menyesuaikan dengan kondisi pandemi, metode kuliah online justru dikeluhkan mahasiswa.

Seorang mahasiswa di Bandung yang tak ingin disebutkan identitasnya, mengeluhkan kurang efektifnya pembelajaran daring. Ia merasa terdapat sejumlah kendala terkait kuliah online. Di antaranya karena keterbatasan perangkat serta kuota internet.

Baca Juga: Guru dan Ortu Cemas Tunggu Keputusan Mendikbud Soal Wacana Buka Sekolah

“Kebetulan saya tidak ada laptop. Saya harus mengikuti semua kuliah online dengan gawai dan itu kadang bermasalah. Selain itu, saya juga pakai kuota sendiri. Itu sangat menyedot, terlebih kalau kuliah online dengan aplikasi Zoom. Untungnya, saya terbantu dengan ikut jaringan wifi di kontrakan teman saya,” ungkapnya kepada Radar Bandung.

Selain itu, dia juga kerap kebingungan saat mengikuti kuliah online. Seringkali, katanya, kuliah online hanya berlangsung dalam grup whatsapp. Baginya, model perkuliahan seperti itu kurang maksimal.

Baca Juga: Menko PMK Perkirakan Sekolah Akan Dibuka Awal 2021

“Kadang pembahasan menjadi keluar fokus. Belum lagi, mungkin karena belum terbiasa, saya jadi ‘kagok’ untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Tidak seperti di kelas yang lebih leluasa,” ujarnya.

Sementara itu, Universitas Padjadjaran (Unpad), termasuk kampus yang telah menyiapkan skenario tatanan normal baru.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Sekolah di Jabar Baru Akan Kembali Dibuka Januari 2021

Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti menjelaskan, ada tiga tahapan dalam skenario. Tahap pertama, masa Disrupsi Tanggap Covid-19, yakni mulai Maret hingga Juli mendatang.

“Pada tahap ini, Unpad menutup sebagian besar aktivitas di kampus dan mengganti metode pembelajaran dengan menggunakan daring,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.

Baca Juga: BEM Unpad Minta Menteri Nadiem Ringankan Biaya Kuliah

Tahap kedua, yakni tahap Rekonstruksi Tatanan Kampus yang Baru, yang rencananya mulai berlaku di semester ganjil 2020/2021. Pada level ini, jika kondisi pandemi tidak memburuk, akses kampus dibuka terbatas dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Laboratorium riset kembali diaktifkan.

Pendidikan profesi dan pascasarjana akan dibuka terbatas dengan konsep perkuliahan menggunakan kombinasi antara tatap muka dan daring.

Baca Juga: Hati-hati Belanja Persiapan Lebaran! Epidemiolog Unpad Ingatkan Bahaya Penyebaran COVID-19 di Toko Baju

“Pada level B kita melatih perubahan perilaku, perubahan cara dan sikap produktif tetapi tetap aman dan sehat,” katanya.

Jika penyebaran Covid-19 sudah terkendali, maka tahap ketiga, lanjut Rina, adalah menuju Tatanan Kampus yang Baru. Rina menerangkan, kampus sepenuhnya akan dibuka.

Baca Juga: Berwisata di Tengah Pandemi Corona? Bukan Hal Mustahil Kok, Nih Buktinya dari Mahasiswa Unpad

Civitas akademika kembali ke kampus dengan protokol kesehatan yang ketat dan perilaku normal baru. Layanan pendidikan tetap menggunakan metode kombinasi (blended learning).

Terkait ini, Ketua BEM Kema Unpad 2020, Riezal Ilham Pratama mengaku telah mendapat informasi terkait hal itu.

Editor : Ali Yusuf

# # #



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kota Bandung


Iklan RB Display D