ASN Bakal Ikut ‘Tongkrongi’ 23 Mal di Bandung Jika Dibuka Pekan Depan
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pemkot Bandung enggan terburu-buru melonggarkan aktivitas di mal atau pusat perbelanjaan.
Baca Juga: PSBB Proporsional Bandung, Jalan Dago Mulai Dipadati Kendaraan
Dalam waktu satu pekan ini Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 akan memantau kesiapan mal untuk menyesuaikan dengan aturan dan standarisasi protokol kesehatan.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna menegaskan, perlu komitmen pengelola mal dan pusat perbelanjaan untuk mengontrol pergerakan orang sebagai bagian dari upaya menekan penyebaran virus corona.
Baca Juga: Kapan Mal di Bandung Dibuka? Ini Info Terbarunya dari Sekda Usai Kunjungi Sejumah Mal
“Hari ini (kemarin) memang hari pertama, kita sudah membuat jadwal untuk pemantauan di 23 pusat perbelanjaan di Kota Bandung. Kita ada 2 tim yang memantau. Hari ini ada di BEC, PVJ, dan sekarang di BIP. Besok berlanjut sampai hari Jumat,” jelas Ema usai memantau Bandung Indah Plaza (BIP) di Jalan Merdeka, Selasa (2/6/2020).
Ema, yang juga menjabat Sekda Kota Bandung ini mengatakan, ingin memastikan pengelola mal menerapkan standar protokol kesehatan. Mulai menyediakan tempat cuci tangan atau handsanitizer, memeriksa suhu tubuh hingga menerapkan prinsip menjaga jarak atau physical distancing.
Baca Juga: Wali Kota Bandung Kembali Buka Rumah Ibadah, Perkantoran dan Restoran
Ema sekaligus mengedukasi pengelola mal untuk tetap waspada dan hanya menerima tidak lebih dari 30 persen kapasitas di mal. Hal itu berlaku untuk area berbelanja, parkir bahkan toilet.
“Secara umum kami cukup puas dengan kesiapan dari masing-masing pengelola dengan berbagai variasi, inovasi atau kreativitasnya. Karena tidak sama memang dari objek dan kondisinya berbeda,” ujarnya.
Baca Juga: 23 Pengelola Mal di Bandung Minta Buka, Dilema PHK atau Ancaman Covid-19
Ema menambahkan, sekalipun akan diberikan kelonggaran untuk mulai buka, namun akan tetap memberlakukan pembatasan jam operasional. Selain itu, turut mengatur toko yang diperbolehkan mulai buka dengan potensi paling minim interaksi ataupun terjadinya kerumunan orang.
“Bioskop tidak boleh, spa, salon, arena mainan anak masih tidak boleh beroperasi. Di luar itu semua komoditi boleh, untuk di resto (di dalam mal) itu masih take away,” jelasnya.
Baca Juga: Masjid Pusdai Dibuka Kembali untuk Salat Fardhu dan Jumat
Dilansir dari website resmi Pemkot Bandung, Ema menggambarkan, apabila terdapat pelanggaran di salah satu ruang dagang, pengelola mal harus menindaknya secara bertahap. Namun, jika pelanggaran secara berulang maka Pemkot tidak segan menutup kembali seluruh area mal.
“Kalau nanti ada pelanggaran satu tenant, yang dihukum tenant dulu ditindak harus perbaiki dulu kalau tidak mengikuti ya tutup, kalau berulang ini masih membandel maka yang ditutup malnya lagi semuanya,” terangnya.
Baca Juga: PSBB Proporsional Kota Bandung, Jalan yang Ditutup Kembali Dibuka
Oleh karenanya, guna meningkatkan pengawasan di area mal ini Pemkot Bandung memutuskan mencabut kebijakan Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Bandung.
Para ASN ini akan diberdayakan melakukan monitoring di 23 mal ataupun area pertokoan lainnya. Termasuk guna memastikan seribu lebih restoran dan 16 ribuan pertokoan di Kota Bandung bisa mengikuti sesuai aturan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional.
Baca Juga: FOTO: Masjid Raya Bandung Menuju New Normal
“Makanya sekarang di PSBB proporsional ini seluruh aparatur tidak WFH, karena kita butuh SDM aparatur untuk mengawasi. Karena kita terbatas orang, kita butuh pengawasan,” ungkapnya.
Untuk kepastian mal akan dibuka atau tetap ditutup baru bisa diputuskan pekan depan. Itupun kebijakannya tetap ditentukan oleh kepala daerah, setelah tim Gugus Tugas Covid-19 selesai mengecek seluruh mal di Kota Bandung.
“Nanti kita tunggu setelah selesai yang 23, nanti kita lapor dulu karena yang ambil kebijakan nanti ada Pak Wali Kota, nanti pertimbangan ada dari seluruh unsur pimpinan kota. Kalau dalam tujuh hari ini udah oke bisa saja kita rekomendasikan mulai beraktivitas, atau justru jangan dulu,” katanya.
(ysf)