Orang Tua Siswa di Bandung Tegas Menolak Anak Mereka Masuk Sekolah saat Pandemi Covid-19 Belum Sirna
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Kegiatan sekolah diwacanakan kembali berlangsung pertengahan 15 Juni 2020. Namun, sejumlah orang tua siswa justru keberatan dengan wacana tersebut, jika tidak ada kepastian aman dari wabah Covid-19.
Baca Juga: PPDB Jabar 2020 Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19
Ketua Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Kota Bandung, Dwi Subawanto menyampaikan, orang tua keberatan, sebab angka penularan kasus Covid-19 masih terjadi.
Selain itu, jika anak-anak sudah masuk sekolah, mereka akan sulit menerapkan protokol kesehatan. Mereka cenderung bermain dan melakukan kontak tanpa batasan, anak cenderung main layaknya dengan saudara.
Baca Juga: Siswa Baru di Kota Bandung Diminta Daftar Secara Online, Begini Penjelasan Disdik
“Orang tua keberatan. Jangan langsung masuk kelas. Kecuali pemerintah bisa memastikan bahwa kita sudah aman 100 persen. Sejauh ini belum, penularan masih terus terjadi sekitar 400 kasus per hari,” katanya.
“Belum ada kepastian aman 100%. Bayangkan, menjaga kesehatan ke pusat perbelanjaan, belanja di pasar, masih abai dilakukan para orang tua. Bagaimana kemudian anaknya masuk sekolah,” imbuhnya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Pusat juga telah melakukan survei melalui media sosial untuk menjaring pendapat orang tua terkait wacana tersebut.
Baca Juga: PPDB Jabar 2020/2021 Digelar Daring, Simak Syarat dan Tahapannya
Hasilnya, sekitar 71% responden tidak menyetujui sekolah dibuka pada Juli 2020. Semua itu demi keselamatan anak-anak dan para guru, mengingat kasus penularan yang masih terjadi.
Terkait ini, Komisioner KPAID Kota Bandung, Dadang Hermawan menyampaikan, pemerintah harus hati-hati dalam mengambil keputusan membuka sekolah.
Baca Juga: Siswa Kembali Sekolah Juli, Begini Penjelasan Mas Nadiem
Sebelum membuka sekolah, mesti ada jaminan bahwa situasi benar-benar aman atau terkendali. Karena itu, Dadang mengaku bisa memahami kekhawatiran para orang tua siswa.
“Kalau pada bulan Juni atau Juli itu pemerintah belum bisa memastikan (pengendalian Covid-19), artinya wabah Corona itu masih ada, maka kami tentu sangat keberatan kalau anak-anak beraktifitas kembali dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah,” ujar Dadang.
“Kenapa demikian? Fakta di lapangan masih banyak sekali anak-anak yang bermain di luar rumah bergerombol, apalagi dalam satu lingkungan sekolah dengan jumlah anak yang cukup banyak,” imbuhnya.