Oleh : Dede Nurdin, Dosen STAIPI Jakarta
ALLAH SWT akan menguji terhadap hambanya dalam bentuk ketaatan. Salah satu bentuk ujiannya dengan mewajibkan ibadah shaum di bulan Ramadan.
Sebagamana firman Allah SWT dalam Alquran Surat Albaqarah ayat 183 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”
Sebagaimana telah diwajibkan terhadap umat yang terdahulu. Karena ibadah shaum merupakan perintah sekaligus menjadi syari’at, untuk kemaslahatan bagi manusia pada setiap zaman. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surat Almaidah ayat 48 yang artinya:
“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan,”
Dalam ibadah shaum terdapat beberapa pendidikan, yaitu:
1.Pendidikan bersifat ruhiyah. Yang mana mengajarkan manusia adanya ikatan yang kuat antara dirinya dengan Rab-Nya. Melatih jiwa yang selalu merasa dirinya di awasi oleh Allah SWT. Sikap ini juga esensi dari sikap Ihsan, setelah Iman dan Islam.
2.Pendidikan bersifat jasmani. Yang mana melatih jiwa untuk sabar dalam menahan haus dan lapar. 3. Pendidikan jiwa sosial. Yang mana muncul kepekaan terhadap sesama. Seperti Orang kaya harus merasakan nasib orang miskin. Ketika keseharian mereka menahan lapar. Dengan ibadah shaum, baik orang kaya maupun orang miskin sama-sama merasakan kelaparan. Serta mudah-mudahan menyadarkan mereka untuk mau berbagi dengan sesama, dari sebagian rejeki yang Allah SWT telah berikan. Maka pada bulan Ramadan kita saksikan betapa banyaknya orang yang memberikan santunan.
Maka dengan demikian, umat Islam berlomba-lomba dalam meningkatkan kualitas ibadah dan amal shaleh. Dan bagi mereka hal ini tidak dianggap berat.
Meskipun pelaksanaan ibadah shaum Ramadan tahun sekarang, di tengah wabah penyakit yang berbahaya (Covid 19) kita tetap harus semangat dan bergembira untuk melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan ini. Dengan tidak mengurangi kekhusuan dalam pelaksanaannya.
Dalam kitab “ اَسْرَارُ الْمُحِبِّيْنَ “ karya Syaikh Muhammad Husen Ya’kub menjelaskan bahwa diantara keutamaan bulan Ramadan adalah:
1.فِيْهِ خَيْرٌ وَبَرَكَةٌ Adanya kebaikan dan keberkahan
2.يَحْمِلُ الْبَشَرِيّاَتُ لِلْعَامِلِيْنَ Membawa kabar gembira bagi yang mengerjakannya
3.بِطَيِّبِ اَيَّامِهِ قُلُوْبِ الْمُتَّقِيْنَ Mengisi hari-harinya dengan nilai-nilai ketakwaan
4.فُرْصَةٌ لِلْعَابِدِيْنَ Kesempatan bagi orang yang mau meningkatkan ibadahnya
5.لِيِغْسِلَ ذُنُوْبَ التَّائِبِيْنَ النَّادِمِيْنَ Untuk membersihkan dosa, bagi orang yang mau bertaubat dan yang menyesalinya
6.لِيَرفَعَ فِى الْجَنَّةِ دَرَجَاتِ الْمُحِبِّيْنَ. Untuk mengangkat tingkatan derajat di surga.
(*)