RADARBANDUNG.id- MALAYSIA akhirnya mengumumkan lockdown atau menutup akses negaranya selama dua minggu mulai 18 Maret 2020.
Malaysia akan menutup semua bisnis kecuali toko kelontong yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari, dalam langkah membendung lonjakan infeksi Coronavirus atau virus corona COVID-19.
Dalam pidato langsung pada Senin malam itu (16/3), Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan pemerintah akan menerapkan Perintah Pengendalian Gerakan mulai 18 Maret hingga 31 Maret. Sebab kasus di sana naik hingga 553 kasus, menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Baca Juga: Penuh Haru! 3 WNI yang Sembuh dari Corona Sampaikan Pesan Ini untuk Indonesia
“Pemerintah memandang situasi ini dengan serius, terutama dengan perkembangan gelombang kedua infeksi,” katanya seperti dilansir dari South China Morning Post, Senin (16/3).
“Kami tidak bisa menunggu lebih lama untuk hal-hal menjadi lebih buruk. Tindakan drastis harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dengan membatasi pergerakan publik. Ini adalah satu-satunya cara kita dapat mencegah lebih banyak orang terinfeksi oleh wabah yang dapat menghancurkan kehidupan,” tegasnya.
Simak! Pernyataan Nadiem Makarim soal Libur Sekolah Gara-gara Corona
Gerakan dan pertemuan massa di seluruh negeri telah dilarang, termasuk kegiatan keagamaan, olahraga, sosial dan budaya. Untuk menegakkan ini, semua rumah ibadah dan tempat bisnis harus ditutup kecuali untuk supermarket, pasar umum, toko serba ada dan toko serba ada yang menjual kebutuhan sehari-hari.
“Semua kegiatan keagamaan di masjid akan ditangguhkan, termasuk salat Jumat,” katanya.
Perdana menteri juga mengatakan semua orang Malaysia yang baru saja kembali dari luar negeri diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan dan karantina sendiri selama 14 hari. Juga akan ada pembatasan yang dikenakan pada masuknya wisatawan ke Malaysia. Sementara orang Malaysia dilarang bepergian ke luar negeri.
Selain itu, semua taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah serta sekolah swasta, serta semua lembaga pendidikan tinggi negeri dan swasta dan lembaga pelatihan keterampilan nasional akan ditutup.