RADARBANDUNG.id – SETELAH Jawa Barat menyatakan siaga 1 dalam menangani Covid-19, jumlah wisatawan disebut menurun. Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jabar menjadi daerah paling berdampak pascapengumuman.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari membenarkan. Namun dia belum mengetahui angka pasti penurunan wisatawan ke Bandung.
“Pasti kalau dampak penurunan itu ada tapi yang pasti persennya saya belum bisa sampaikan karena belum ada data,” katanya ditemui selepas memberi pengarahan pada asosiasi hotel terkait kesiapsiagaan Covid-19 di Swiss Bell Hotel Bandung, Rabu (04/03).
Selain itu Ketua Asosiasi Riung Priangan, Fery Ferdiansyah mengatakan okupansi hotel di Bandung sejak dua bulan terakhir mengalami penurunan yang signifikan. Asosiasi hotel berbintang yang membawahi 75 hotel se-Kota Bandung tersebut mencatat mayoritas hotel okupansinya tidak lebih dari 50 persen.
Penurunan ini disebut Fery pasca satu hari setelah Gubernur Jabar menetapkan Jabar Siaga 1. “Sejak Februari tahun ini kerasa banget, sekarang okupansi hotel rata-rata di bawah 50%, bahkan ada yang hanya 10%. Di bulan yang sama tahun lalu, okupansi kita bagus, rata-rata 50% ke atas,” ujar Fery.
Oleh karenanya, Fery mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Disbudpar Kota Bandung akan menggalakan kampanye ‘Bandung is Safe Euy’ guna menarik kunjungan wisatawan ke Kota Bandung. Dalam kampanye tersebut rencananya akan mulai disosialisasikan dalam waktu dekat secara online dan offline.
“Nanti kita akan sosialisasikan juga di ruang publik seperti Car Free Day Jakarta dan Bandung, kalau Bandung aman untuk dikunjungi,” sambungnya.
Dia menyebut, sejumlah agenda yang sudah terjadwal di bulan Maret mendadak batal. Itu berlaku juga untuk kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang biasanya padat diawal tahun.
Sementara, Kenny menyebut untuk mengembalikan kestabilan pariwisata Kota Bandung, pihaknya melakukan koordinasi dengan dinas terkait, termasuk perhotelan. Kemudian, pihaknya bahkan akan memanfaatkan isu covid-19 tersebut sebagai ajang sosialisasi minuman kesehatan tradisional khas Kota Bandung.
“Nanti gerakan Bandung is Safe Euy ini akan saya sampaikan di rapat pimpinan. Diharapkan stakeholder ikut aktif memberikan informasi berbasis fakta bahwa Bandung itu aman,” terang Kenny.
Katanya, apabila sosialisasi dilakukan seperti pemberian masker mulut dan seminar kesehatan justru akan membuat wisatawan panik. Apalagi Bandung sebagai kota kreatif disebut Kenny harus memberikan sosialisasi dengan cara yang juga kreatif.
“Ini justru bisa jadi momen untuk kembali menarik minat wisatawan. Misalkan bikin festival minuman tradisional, di sana ada jual jahe dan kunyit untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” pungkasnya.
(fid/b)